– Menjelang akhir kuartal pertama 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertingginya sepanjang sejarah berdirinya Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni di level 5.567,13 poin. Sejalan dengan penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar BEI jelang akhir pekan ini juga ditutup di rekor tertingginya di Rp6.050,10 triliun. Berdasar siaran pers BEI, sepanjang periode 20 Maret hingga 24 Maret 2017, IHSG berhasil menguat 0,48 persen dari pekan sebelumnya di level 5.540,43 poin. Adapun nilai kapitalisasi pasar BEI juga meningkat 0,52 persen dari Rp6.018,79 triliun di penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
– Data dari bursa juga menunjukkan, rata-rata nilai transaksi harian mengalami perubahan 12,93 persen dari Rp8,12 triliun pada pekan sebelumnya, menjadi Rp9,17 triliun. Investor asing mencatatkan beli bersih Rp2,84 triliun di sepanjang pekan itu. Secara keseluruhan, pada kuartal pertama tahun ini investor asing masih mencatatkan beli bersih Rp7,13 triliun.
– Dalam sebulan terakhir, IHSG melonjak cukup tinggi. Data perdagangan BEI tanggal 23 Februari 2017 menunjukkan bahwa pada akhir perdagangan hari itu IHSG berada di level 5.385,906 sedangkan Indeks LQ45 di level 895,860. Posisi tertinggi IHSG pada perdagangan hari itu ada di level 5.391,260. Aksi beli banyak dilakukan investor lokal, sementara transaksi investor asing mencatat jual bersih (foreign net sell) senilai Rp334,099
miliar di seluruh pasar.
– Jika dibandingkan dengan indeks pada awal tahun, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Karena data bursa menunjukkan bahwa pada pe-nutupan perdagangan tanggal 6 Januari 2017, IHSG ditutup pada level 5.347,022 sementara Indeks LQ45 ditutup di level 900,098.
– Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan bahwa kapitalisasi pasar diperkirakan akan mencapai Rp6.300 triliun. Selain masuknya investor asing dengan dana yang terus meningkat, berbagai institusi keuangan seperti dana pensiun dan asuransi semakin banyak yang berinvestasi di pasar modal. “Bursa kita sangat menjanjikan, dalam 10 tahun terakhir menjadi bursa dengan imbal hasil terbaik,” katanya kepada
wartawan akhir Maret 2017.
– Mengenai perkiraan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp6.300 triliun, menurut Analis Samuel Sekuritas Muhammad Al Fatih, hal itu akan dapat terjadi jika rencana sembilan anak BUMN yang berencana melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini, benar-benar merealisasikan rencananya itu. “Mungkin-mungkin saja terjadi, terutama dikaitkan IPO para anak BUMN. Itu akan berkembang di sana,” tuturnya akhir Maret 2017.
– Menurut dia, biasanya BUMN maupun anak BUMN memiliki aset yang lebih besar dibanding perusahaan swasta, sehingga akan langsung mendongkrak kapitalisasi pasar. Jika tidak, maka harapannya adalah akan ada perusahaan swasta besar yang akan melakukan IPO. Jadi, dia menegaskan bahwa sebenarnya kaitannya tergantung kekuatan besarnya perusahaan baru yang masuk bursa.
– Sementara itu Bahana Sekuritas memperkirakan IHSG dapat mencapai level 6.000 pada akhir tahun ini. Salah satu faktor pendorong adalah Indonesia kemungkinan akan mendapat peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P). Perwakilan lembaga ini telah bertemu dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution untuk membicarakan masalah fiskal, pajak, dan anggaran. “S&P juga akan berbicara dengan Bank Indonesia dan Menteri Keuangan,” kata Kepala Riset Bahana Sekuritas Harry Su.
– Menurut Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, terbuka peluang Indonesia mendapatkan peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat S&P. Lembaga ini merupakan satu-satunya pemeringkat besar yang belum memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Walau demikian, dia memperkirakan dampak kenaikan peringkat terhadap masuknya dana investasi tidak terlalu besar.
– Faisal menambahkan, investor asing terus masuk karena melihat prospek yang lebih baik. “Ada beberapa fator dari luar negeri, seperti membaiknya perekonomian Amerika Serikat. Selain itu, harga komoditas yang membaik menjadikan ekspor Indonesia membaik, sehingga mempengaruhi ekonomi makro,” katanya, Maret 2017. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News