Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank QNB Indonesia Tbk melanjutkan momentum kinerja positif di 2023 dan berhasil mencetak laba pada tahun buku 2023. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, Bank QNB Indonesia berhasil membalikkan posisi tahun lalu dengan membukukan laba bersih sebesar Rp69,2 miliar.
Sejalan dengan peningkatan laba, Bank QNB Indonesia mencatatkan pertumbuhan return on asset (ROA) sebesar 0,48 persen dan return on equity (ROE) sebesar 1,65 persen.
Pertumbuhan laba bersih ini salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih. Sampai akhir tahun, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank QNB Indonesia tercatat tumbuh 15 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau mencapai Rp525,64 miliar, meningkat dari Rp456,28 miliar tahun sebelumnya.
Sejalan dengan ini, Bank QNB Indonesia mencatat pertumbuhan marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) sebesar 3,83 persen atau naik 0,64 persen yoy. Menurut Presiden Direktur Bank QNB Indonesia, Haryanto Suganda, perbaikan kinerja pascapandemi Covid-19 yang mulai terlihat sejak awal 2023 berhasil dijaga dengan melakukan sejumlah langkah dan menyesuaikan strategi untuk memperkuat fundamental.
|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Bank QNB Indonesia AAA Outlook Stabil
“Hasilnya, kinerja Bank QNB Indonesia saat ini berjalan sesuai jalur. Ke depan, kami berupaya untuk melanjutkan momentum positif ini dan mencapai pertumbuhan finansial yang solid serta berkelanjutan,” kata Haryanto dalam keterangan resmi yang dikutip Minggu, 3 Maret 2024.
Dia jelaskan bahwa memasuki tahun politik global, Bank QNB Indonesia juga masih mewaspadai peningkatan risiko kredit, termasuk peningkatan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL). Untuk itu, Bank QNB Indonesia terus melakukan penyaluran kredit secara hati-hati dan selektif. Pengelolaan kredit yang pruden mendorong rasio NPL bank terjaga baik di level 0,77 persen pada periode ini.
Dengan terjaganya rasio NPL, beban pencadangan kerugian kredit atau CKPN Bank QNB Indonesia dapat ditekan. Hal ini menyebabkan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 94,53 persen di tahun 2023, turun 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 134,60 persen.
Di sisi lain, Bank QNB Indonesia juga berhasil menjaga likuiditas tetap sehat. Hal ini salah satunya tercermin dari rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 465,30 persen dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 190,59 persen per Desember 2023. Kedua rasio ini berada di atas ketentuan minimum regulator saat ini sebesar 100 persen.
Menurut Haryanto, didukung oleh QNB Group, institusi perbankan terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika, Bank QNB Indonesia terus memperkuat struktur permodalannya untuk dapat menjalankan strategi dan mengembangkan bisnisnya di masa depan. Penguatan struktur permodalan bank turut menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank QNB Indonesia berada di level yang sehat, yaitu 62,23 persen per Desember 2023. Hal ini menunjukkan bank memiliki kemampuan ekspansi yang kuat.
Haryanto mengakui bahwa kinerja positif Bank QNB Indonesia di 2023 tidak lepas dari dukungan nasabah, karyawan, dan para pemangku kepentingan, terutama pemegang saham pengendali Bank, QNB Group. “Ke depan, komitmen kami tetap sama, yaitu untuk memberikan layanan perbankan yang bernilai tambah dan berfokus pada nasabah yang ditopang dengan tata kelola yang semakin baik untuk memastikan layanan yang lebih baik lagi bagi nasabah,” tuturnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News