1
1

Menunjang Gaya Hidup Lewat Bank Digital

blu by BCA Digital hadir sebagai metode pembayaran di aplikasi Trans Jakarta. | Foto: BCA Digital

Media Asuransi, JAKARTA – Kemudahan, kenyamanan, dan keamanan menjadi tiga kata yang sepertinya bisa menggambarkan bagaimana digitalisasi terus dikembangkan oleh industri jasa keuangan di Indonesia, terutama oleh perbankan Tanah Air. Kondisi itu yang juga dilirik oleh masyarakat untuk bertransaksi di era serba digital seperti sekarang.

Bicara soal transaksi perbankan maka transaksi digital kini sudah semakin diminati, bahkan menjadi primadona di masyarakat. Tidak sedikit perkembangan digitalisasi memengaruhi setiap orang punya cerita soal uang. Namun, teknologi digital memang harus punya satu batasan dan tidak ditampik selalu ada tantangan dan risiko yang muncul.

|Baca juga: 4 Saham Layak Diburu Investor saat IHSG Uji Level 7.466

|Baca juga: Bank Jakarta Kolaborasi dengan APKLI Perjuangan Dukung Pemberdayaan UMKM dan PKL

Direktur BCA Santosa menjelaskan untuk menjawab kebutuhan tersebut maka sebuah bank harus mampu bertransformasi sebagaimana tuntutan era digital yang mengharuskan setiap lini bisnis memperkuat diri dalam proses digital. Pada kaitan itu, transformasi digital bukan hanya mengubah tapi juga harus bisa membuka peluang baru.

Kondisi itu yang dibaca blu by BCA Digital. Sejalan dengan kian berkembangnya perbankan digital dan generasi muda yang semakin melek digital membuat blu by BCA Digital terus berinovasi dan menyesuaikan fitur yang dimiliki dengan kebutuhan masyarakat. Ibaratnya, bagaimana fitur yang dimiliki perbankan digital bisa menunjang gaya hidup sekarang ini.

Hal tersebut yang juga dilakukan oleh blu by BCA Digital. Dalam rangka ulang tahun ke-4, misalnya, selama periode 16-22 juli 2025, naik Transjakarta cukup bayar Rp4 pakai blu. Upaya itu dilakukan untuk menjawab kebutuhan generasi muda masa kini yang menggunakan transportasi umum dengan sistem pembayaran digital yang seamless.

Melalui kolaborasi, blu by BCA Digital hadir sebagai metode pembayaran di aplikasi TJ yakni Transjakarta, memungkinkan pengguna membayar tiket langsung dari saldo bluAccount tanpa perlu berpindah aplikasi, dan tanpa perlu top-up dulu ke dompet digital lain.

|Baca juga: OJK Bawa Kabar Buruk, Gejolak Israel-Iran Disebut Berpotensi Hantam Produk Unitlink!

|Baca juga: OJK Wanti-wanti Industri Asuransi soal Aktuaris, Ini Langkah Cegah Tenaga Ahli Kabur

“blu kini hadir di aplikasi TJ: Transjakarta. Pengguna cukup menghubungkan bluAccount mereka untuk bisa langsung bertransaksi tanpa perlu pindah aplikasi. Fitur ini juga dilengkapi dengan proses verifikasi yang cepat dan aman, serta telah tersedia untuk seluruh pengguna aplikasi TJ: Transjakarta,” kata Direktur Utama BCA Digital Lanny Budiati.

Setiap orang punya cerita soal uang

Bahkan, perkembangan digital banking pada akhirnya membuat setiap orang punya cerita soal uang. Dhini Oktavianti, misalnya, perempuan yang berkarier di dunia tulis menulis sekaligus seorang ibu dari dua orang putra memutuskan untuk menjadi nasabah salah satu bank digital di Indonesia yakni BCA Digital.

Ia menjelaskan pemilihan bank digital bukan tanpa alasan lantaran bisa menunjang gaya hidupnya. Bahkan, menurutnya, keberadaan perbankan digital mampu memudahkan aktivitas sehari-harinya yang cukup sibuk, terutama berkaitan dengan transaksi digital untuk banyak kebutuhan.

Dhini yang juga merupakan jurnalis di media asing ini ingin bank digital yang dipilih tidak sekadar menyimpan dana tapi juga bisa digunakan untuk banyak kebutuhan termasuk membantu dalam mengatur atau mengelola keuangan.

Perencanaan atau pengelolaan keuangan yang dimaksudkan baik mengalokasikan dana untuk tabungan pendidikan, belanja kebutuhan rumah tangga, belanja sayur, belanja kebutuhan skincare, membayar internet, alokasi dana buat jalan-jalan, tabungan umrah, berinvestasi, bertransaksi di e-commerce, hingga membayar ongkos ke tempat kerjanya.

“Untungnya saya pakai BCA Digital. Salah satu fitur yang membuat saya nyaman, mudah, dan sesuai kebutuhan adalah adanya fitur Pockets atau bluSavings. Di situ bisa dibagi-bagi penempatan dananya sesuai kebutuhan. Jadi cukup satu aplikasi saja. Jadi semacam kantong-kantong,” kata Dhini, kepada Media Asuransi, di Jakarta, Rabu, 23 Juli 2025.

Ia bercerita keputusannya untuk memilih menjadi nasabah blu by BCA Digital lantaran enggan memiliki banyak rekening bank untuk mengalokasikan dana di kebutuhan sehari-hari. Menurutnya dengan mempunyai banyak rekening bank, ia mengaku, tidak efektif dan efisien mengingat kesibukannya sebagai seorang wanita karier, seorang ibu, dan istri.

“Kalau kebanyakan rekening malah bingung. Karenanya saya memang tidak mau punya banyak rekening. Jadi saya inginnya cukup satu rekening tapi dananya bisa dibagi-bagi. Jadi tidak menjadi satu uang yang saya alokasikan sehingga saya bisa membagi-bagi dana itu sesuai kebutuhan,” jelas Dhini.

|Baca juga: Respons Putusan MK soal Pasal 251 KUHD, OJK Pantau Ketat Penyesuaian Polis Asuransi

|Baca juga: CUAP Bareng Prudential Meluncur, Tawarkan Penghasilan Tambahan bagi Gen Z hingga Ibu Rumah Tangga

Dhini mengaku salah satu yang sangat membantu dari fitur pembagian dana yang dimiliki BCA Digital adalah ketika harus membayar uang pendidikan. “Jadi saya alokasikan penghasilan sebagian untuk dana pendidikan, membantu suami. Karena alokasinya jelas ada sekian di fitur Pockets maka saya bisa hitung dan kelola untuk bayar uang pendidikan anak,” jelasnya.

Senada dengan Dhini Oktavianti, Priscilla Augie Febriane juga merasakan manfaat yang sama. Sebagai nasabah bank digital, perempuan yang juga berkarier dan kini memegang posisi Sr. Specialist Commercial Contract di Trakindo Utama mengaku bank digital mempunyai banyak fitur yang sesuai kebutuhan di era serba digital seperti sekarang.

Di antara fitur yang menurutnya sesuai kebutuhan dan tepat dengan generasi muda adalah banyaknya fitur ‘kantong’. Fitur itu memudahkan Priscilla dalam mengelola keuangan untuk kebutuhan sehari-hari dan memberi kemudahan dalam bertransaksi di setiap kondisi yang membutuhkan kecepatan dan kenyamanan.

“Karena (di bank digital) bisa buat banyak kantong, juga ada deposito berjangka pendek mulai dari satu bulan, dua bulan, hingga tiga bulan. Nilai plusnya kalau transfer antarbank gratis, tanpa admin. Mudahkan investasi jangka pendek. Cukup penting terutama di era digital saat ini. Sangat memudahkan segalanya,” katanya, kepada Media Asuransi.

|Baca juga: 6 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat: Harus Dibenahi dari Jenis Penyakitnya!

|Baca juga: Kartu Kredit DBS Vantage Visa Infinite Resmi Diluncurkan, Layani 5 Dimensi Kekayaan!

Cerita dari Dhini dan Priscilla bisa dibilang menjadi salah satu dari sekian banyak kedewasaan finansial yang mulai muncul di masyarakat, terutama saat digital banking terus tumbuh dan berkembang. Namun, tidak ditampik, perlu ada upaya bersama dari semua pihak untuk meningkatkan literasi keuangan dan inklusi keuangan di Tanah Air terutama bagi anak muda.

Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggaungkan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air. Bahkan, regulator jasa keuangan juga menggandeng pelaku industri keuangan untuk bersama-sama meningkatkan literasi dan inklusi tersebut. Di antara yang dilakukan yakni meluncurkan secara nasional Bulan Literasi Keuangan (BLK) 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menekankan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda. “Generasi muda merupakan salah satu dari 10 segmen yang kita prioritaskan dalam memberikan edukasi dan literasi,” ucapnya.

“Jadi adik-adikku, pelajari keuangan dengan baik, walaupun kalian jurusannya apa pun, mau jadi insinyur, dokter, dan lain-lain, tetap harus mengerti tentang keuangan, karena itulah yang menjadi modal kalian untuk bisa sukses di masa yang akan datang,” tambah Friderica.

Head of Growth & Acquisition BCA Digital Albert Kurniawan mengungkapkan meningkatkan literasi keuangan sejak dini menjadi langkah penting dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan. Untuk menjawab kebutuhan itu, blu by BCA Digital pun menghadirkan program bluAmbassador.

|Baca juga: Bos AAUI Blak-blakan Beberkan 2 Penyebab Utama Tingginya Capital Flight di Reasuransi

|Baca juga: 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat Beberkan Biang Kerok yang Wajib Dibenahi!

“bluAmbassador merupakan komitmen dalam memfasilitasi generasi muda agar semakin melek digital dan memiliki pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan. A Day With blu menjadi wadah merayakan perjalanan para peserta yang telah berkembang bersama program ini, sekaligus mempererat hubungan dengan komunitas yang telah terbentuk,” ucapnya.

Memperkuat sistem pertahanan

Di sisi lain, OJK meminta kepada lembaga jasa keuangan untuk terus memperkuat sistem pertahanan dalam rangka menghadapi semakin meningkatnya kejahatan siber yang mengancam dunia perbankan digital. Hal itu penting guna menjaga momentum pertumbuhan sekaligus meningkatkan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat pengguna.

Direktur OJK Mohamad Sigit menyebutkan institusi keuangan sekarang ini selain dituntut untuk berinovasi pada produk dan layanan juga diwajibkan memperkuat sistem pertahanan mereka dari berbagai macam bentuk ancaman digital yang terus berevolusi dan siap menyerang kapan saja.

Ia menilai kebanyakan sistem yang diserang dari sisi sistem pembayaran. Hal itu karena adanya celah keamanan yang melalui komputer, laptop karyawan, atau bisa melalui vendor TI di industri perbankan. Kondisi itu biasanya menjadi titik masuk utama bagi peretas lantaran vendor sering kali memiliki akses ke berbagai sistem dan data perusahaan.

Apabila vendor yang mempunyai akses ke berbagai sistem dan data perusahaan itu memiliki sistem pertahanan atau keamanan lemah maka seluruh sistem yang terhubung juga lemah. Situasi semacam ini yang dinilai perlu dilakukan mitigasi risiko sebaik mungkin.

CEO Synergi Partner Prima Revie Fayanti menyebutkan pemahaman yang menyeluruh dan mendalam mengenai evolusi kejahatan siber di industri perbankan sangat penting agar bank, regulator, dan nasabah dapat bergandengan tangan atau bersama-sama menghadapi risiko tersebut. Tanpa langkah antisipasi yang tepat, kejahatan siber bisa merusak kepercayaan publik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada triwulan II/2025 tetap baik didukung sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Dari sisi transaksi, pembayaran digital pada triwulan II tumbuh 30,51 persen secara tahunan (yoy), mencapai 11,67 miliar transaksi didukung oleh peningkatan seluruh komponen.

|Baca juga: Industri Reasuransi Dinilai Perlu Perbaiki Tata Kelola Underwriting hingga Efisiensi Biaya

|Baca juga: Kesadaran Naik tapi Industrinya Masih Tertinggal, OJK Bongkar PR Besar Asuransi RI!

Volume transaksi aplikasi mobile dan internet meningkat masing-masing sebesar 32,16 persen (yoy) dan 6,95 persen (yoy), termasuk volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS yang tetap tumbuh tinggi sebesar 148,50 persen (yoy), didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant.

Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST tumbuh 42,87 persen (yoy) sehingga mencapai 1,12 miliar transaksi, dengan nilai mencapai Rp2.788,31 triliun di sepanjang triwulan II/2025.

“Volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS tercatat sebanyak 2,32 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp47.481,04 triliun di sepanjang triwulan II/2025. Sementara dari sisi pengelolaan uang rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 9,00 persen (yoy) menjadi Rp1.153,04 triliun pada triwulan II/2025,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Gubernur Bank Sentral EMEAP Sepakat Perkuat Stabilitas dan Ketahanan Kawasan
Next Post Permata Bank (BNLI) Bukukan Laba Bersih Rp1,6 Triliun di Semester I/2025

Member Login

or