Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menunjukkan perkembangan signifikan selama tiga tahun setelah merger dan menepis anggapan bank syariah sulit bersaing dan berkembang. BSI kini bahkan bersiap untuk memperluas cakupannya hingga ke pasar internasional.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan merger tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi momentum penting. Usai merger, tambahnya, BSI dikelola dengan tata kelola dan manajemen risiko berstandar terbaik.
“Sehingga mampu tumbuh pesat dan menepis mitos soal keterbatasan bank syariah,” ungkapnya, dikutip dari keterangannya, Jumat, 18 Oktober 2024.
|Baca juga: PP Properti (PPRO) Ditetapkan dalam Keadaan PKPU Sementara
|Baca juga: GEGI Siap Ajukan Banding Kasus Wanprestasi Kliennya
Proses merger pada Februari 2021 melibatkan PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Direktur Manajemen Risiko BSI, Grandhis Helmi Harumansyah menyebut kolaborasi strategis menjadi kunci dalam integrasi tersebut. “Merger ini bukan sekadar penyatuan aset dan sumber daya, tetapi juga nilai-nilai syariah sebagai fondasi pelayanan kami,” katanya.
Grandhis menambahkan penerapan nilai AKHLAK yang diperkenalkan oleh Kementerian BUMN membantu menyatukan budaya kerja yang berbeda. “Nilai AKHLAK menjadi panduan bagi kami, terutama di masa pandemi, sehingga proses merger berjalan lancar meski dengan tantangan interaksi terbatas,” jelasnya.
|Baca juga: Jajaran Direksi & Komisaris dari 87 Anak Usaha NETV Resign Buntut Akuisisi MD Entertainment (FILM)
|Baca juga: KB Bank (BBKP) Akan Terbitkan Global Bond US$300 Juta
BSI telah menetapkan visi untuk masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Banks. Grandhis menegaskan pentingnya visi yang jelas dan langkah konkret untuk mencapai target tersebut. “Kami memastikan setiap karyawan memahami peran mereka dalam mencapai visi membangun Indonesia melalui penguatan keuangan syariah,” ujar Grandhis.
Hasilnya, dalam tiga tahun sejak merger, BSI telah mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan 20,46 juta nasabah, meningkat 6,05 juta sejak Februari 2021. Bank ini juga berhasil mencapai Return on Equity (ROE) di atas 18 persen dan masuk dalam Top 10 Global Islamic Banks lebih cepat dari target yang ditetapkan pada 2025.
Di pasar modal, saham BSI (BRIS) mencatat rekor tertinggi Rp3.180 per saham pada 17 September 2024, dengan kapitalisasi pasar Rp143,46 triliun. Ini menempatkan BSI di peringkat 13 terbesar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan menjadikannya bank syariah dengan kapitalisasi terbesar kesembilan di dunia.
|Baca juga: Survei Literasi Asuransi 2024 Media Asuransi: Asuransi Semakin Diminati Generasi Muda
|Baca juga: Mau Ketiban Rezeki di Akhir Pekan Ini? Coba Cek 4 Ramuan Saham MNC Sekuritas Berikut!
Grandhis menutup dengan optimisme bahwa merger ini membuka peluang besar bagi BSI dan ekonomi syariah Indonesia. “Dengan integrasi yang solid dan komitmen terhadap nilai-nilai syariah, BSI siap memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News