Media Asuransi, JAKARTA – Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyebutkan tahun ini industri pasar modal masih menantang sehingga para investor dan pengelola unitlink wajib lebih berhati-hati. Hal itu penting terutama bagi industri asuransi jiwa guna meminimalisir risiko dan mengoptimalkan keuntungan di masa mendatang.
“Memang tidak dipungkiri untuk unitlink berbasis saham porsinya terus mengecil,” kata Wawan, dalam Penghargaan Unitlink Award 2025 Media Asuransi dan mini webinar bertajuk ‘Yield Unitlink Mulai Naik di 2024, Peluang untuk Meningkatkan Pemasaran PAYDI di Tahun 2025‘, di Jakarta, Selasa, 4 Maret 2025.
|Baca juga: BRI (BBRI) Kucurkan IIF Dana Segar untuk Dorong Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
|Baca juga: Pemerintah Kebut Implementasi Kebijakan Strategis Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2025
Ia menambahkan kondisi pasar modal yang menantang itu yang membuat investor lebih waspada saat berinvestasi di pasar modal Indonesia. Dirinya juga menyarankan pelaku industri asuransi jiwa lebih berhati-hati. “Kinerja saham di domestik belum baik saat ini dan kita lihat belum masuk ke skenario optimistis,” ucapnya.
Akan tetapi, lanjutnya, dibandingkan dengan kinerja saham justru kinerja investasi reksa dana dan unitlink yang berbasis fix income atau pendapatan tetap terlihat konsisten positif. “Yang berbasis fix income kinerjanya konsisten baik. Jadi kinerja unitlink berbasis pendapatan tetap memberikan hasil yang baik,” ucap Wawan.
|Baca juga: Deretan Asuransi Unik dan Tidak Terduga dari Selebritas Papan Atas Part 2
|Baca juga: Deretan Asuransi Unik dan Tidak Terduga dari Selebritas Papan Atas Part 1
Dirinya tidak menampik kinerja unitlink yang ditempatkan di pasar saham ada yang positif tapi itu yang ditempatkan di luar negeri. Sedangkan unitlink berbasis pasar saham di dalam negeri masih cukup menantang. Untuk strateginya tersendiri, tambahnya, pengelola unitlink yang ingin menempatkan di pasar saham sebaiknya menggunakan mode melihat dan menunggu.
|Baca juga: Bos Pertamina: Saya di Garis Terdepan Pastikan Pertamina Jadi Kepercayaan Rakyat Indonesia
|Baca juga: Laba Komprehensif Oona Insurance (ABDA) Turun Tajam pada 2024
“Beberapa broker asing sudah ada yang mulai melakukan perubahan kepada saham perbankan. Sudah ada asing yang melakukan pembelian saham berkapitalisasi besar. Kita berharap itu terus berlangsung. Tapi pengelola unitlink saya rasa lebih bijak untuk tetap wait and see dan pembelian selektif karena dari sisi risiko jangka pendek volatilitas masih tinggi,” kata Wawan.
Lebih lanjut, Wawan meyakini, seiring waktu kondisi perekonomian akan lebih stabil sejalan dengan para investor sudah mengetahui berbagai macam kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ketika situasi dan kondisi sudah mulai membaik maka menjadi waktu yang menarik untuk berinevstasi kembali di pasar saham.
|Baca juga: IHSG Melesat! 4 Saham Ini Berpotensi Untung Gede, Buruan Pantau!
|Baca juga: Bos OJK: Bullion Bank Maksimalkan Nilai Tambah Sumber Daya Emas di Indonesia
“Tapi untuk saat ini pendapatan tetap lebih menarik. Kami yakin 2026 lebih baik karena kebijakan Trump lebih jelas, transisi Presiden Prabowo sudah kelihatan apa saja termasuk Danantara, dan tahun ini pertumbuhan ekonomi masih sekitar lima persenan tapi tahun depan bisa merangkak 5,1 persen atau 5,2 persen. Tapi tahun ini lebih baik masih prudent,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News