Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) membeberkan tantangan yang menghadang industri asuransi umum di 2025. Meski demikian, secara agregat industri asuransi per September 2024 masih tumbuh positif sebanyak enam persen secara tahunan (yoy) mencapai Rp1.929 triliun.
“Dukungan permodalan pada asuransi komersial masih solid walau terdapat tren penurunan,” kata Wakil Ketua AAUI Bidang Kerja Sama Antar Lembaga Muhammad Iqbal, dalam seminar Indonesia Economy & Financial Outlook 2025 di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.
|Baca juga: Sinergi Strategis Tugu Insurance dan ruparupa rewards untuk Manfaat Lebih bagi Pelanggan
|Baca juga: Bos DAI Pede Pertumbuhan Industri Perasuransian Tetap Menjanjikan di 2025
Namun, tambahnya, selisih tingkat inklusi dan literasi masih besar yang mengindikasikan masyarakat yang telah mengetahui mengenai produk asuransi belum cukup confident untuk memiliki produk asuransi. Selain itu, penetrasi dan desitas asuransi masih rendah, bahkan jika dibandingkan dengan negara lain.
“Menandakan proteksi atau asuransi di Indonesia belum menjadi prioritas atau kebutuhan,” kata Iqbal, dalam seminar bertajuk bertajuk ‘Prospects of Economy, Capital Market, Banking, Multifinance, and Insurance Amid National Government Transition: Stronger Together‘.
Sedangkan tantangan industri asuransi umum dari sisi digitalisasi, tambahnya, adanya inovasi produk, pelayanan, dan keamanan. Tantangan lainnya yakni persaingan dan analisis risiko. Kemudian tantangan yang muncul dari inovasi ekosistem bisnis hijau dengan implementasi ESG yang lebih kuat di antara industri, dan tantangan dari aspek permodalan industri asuransi.
Namun, masih kata Iqbal, terdapat sejumlah faktor pendorong asuransi umum dan reasuransi yakni kesehatan keuangan untuk perusahaan asuransi dan reasuransi baik konvensional maupun syariah; tata kelola perusahaan bersama; pemisahan unit syariah; panduan tentang asuransi kredit dan penjaminan; dan perlindungan konsumen.
|Baca juga: APPI Perkirakan Industri Perusahaan Pembiayaan Tumbuh 10% di 2025
|Baca juga: Asuransi Tokio Marine Indonesia Bukukan Pendapatan Premi Rp1,47 Triliun per September 2024
“Kemudian perizinan untuk perusahaan asuransi dan reasuransi dan panduan manajemen produk termasuk penyederhanaan dalam pengajuan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News