Media Asuransi, GLOBAL – EU-ASEAN Business Council (EU-ABC), sebuah organisasi advokasi yang mewakili kepentingan bisnis Eropa yang beroperasi di Asia Tenggara, menerbitkan sebuah position paper mengenai peran penting industri asuransi dalam mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di ASEAN sesuai dengan tema keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023, yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
Diluncurkan menjelang pertemuan konsultasi tahunan EU-ABC dengan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN, laporan berjudul “Mewujudkan Pertumbuhan yang Inklusif dan Berkelanjutan di ASEAN: Peran Asuransi” ini menjabarkan rekomendasi-rekomendasi utama bagi negara-negara anggota ASEAN terkait akses digital terhadap perlindungan, lingkungan peraturan yang berorientasi pada pertumbuhan, transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan investasi hijau yang tidak berisiko.
|Baca juga: IFG Optimistis Industri Asuransi Dalam Negeri Bisa Terus Bertumbuh
Disebutkan bahwa pasar ASEAN secara bersama-sama mencapai pertumbuhan volume premi asuransi sebesar 9 persen pada tahun 2021, melampaui rata-rata global sebesar 3 persen dan mengungguli kawasan dan pasar utama lainnya di seluruh dunia.
Berdasar momentum ini, paper EU-ABC menekankan pentingnya kerangka kerja regulasi yang berorientasi pada pertumbuhan untuk memperluas tingkat penetrasi asuransi. Hal ini juga mendorong regulator ASEAN untuk menyusun pedoman regional tentang pengawasan asuransi digital dan memperkenalkan aturan lokal yang relevan untuk meningkatkan akses digital konsumen terhadap asuransi.
Seiring dengan upaya ASEAN untuk bertransisi menuju ekonomi rendah karbon, paper ini juga mendorong para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan cara bekerja sama dengan sektor asuransi dalam pembiayaan aksi mitigasi perubahan iklim.
Makalah ini secara khusus mencatat bahwa mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di ASEAN membutuhkan komitmen yang kuat dan upaya bersama dari semua pemangku kepentingan. Perusahaan asuransi, dengan tiga peran sebagai manajer risiko, penanggung risiko, dan investor, memiliki peran penting dalam proses tersebut.
Mengomentari rekomendasi EU-ABC yang tertuang dalam makalah tersebut, Direktur Eksekutif EU-ABC, Chris Humphrey, mengatakan, bahwa asuransi sangat penting bagi perkembangan ekonomi negara-negara ASEAN, hal ini memberikan perlindungan finansial kepada individu dan bisnis terhadap risiko dan ketidakpastian, serta menjadi sumber pembiayaan pembangunan jangka panjang.
|Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Baru Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
“Paper yang diterbitkan oleh EU-ABC hari ini memberikan rekomendasi yang jelas bagi para regulator dan pemerintah di seluruh ASEAN yang, jika diadopsi, akan membantu sektor asuransi untuk memainkan peran yang jelas dalam mewujudkan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan ini,” ujar Chris dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 29 Maret 2023.
Managing Director Strategic Business Group Prudential plc, Solmaz Altin, mengatakan bahwa pada tanggal 20 Maret lalu, Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) menyampaikan “peringatan terakhir” dalam laporan penilaian keenamnya: bertindaklah sekarang atau akan terlambat.
“Perusahaan asuransi memiliki peran kunci dalam mempercepat transisi menuju ekonomi nol karbon. Prudential percaya pada transisi yang adil dan inklusif yang tidak meninggalkan siapa pun,” katanya.
Menurutnya, rekomendasi dalam laporan tersebut yang selaras dengan paper Prudential pada Oktober 2022 yang berjudul “Mendukung transisi yang adil dan inklusif” akan membantu memastikan bahwa negara-negara anggota ASEAN memiliki akses terhadap pendanaan yang mereka butuhkan untuk mendekarbonisasi ekonomi mereka.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News