Media Asuransi, GLOBAL – Menurut laporan terbaru dari At-Bay, frekuensi klaim ransomware di Amerika Serikat antara tahun 2022-2023 melonjak 64 persen dari tahun ke tahun, yang terutama didorong oleh ledakan insiden ransomware “tidak langsung” yang meningkat lebih dari 41 persen pada tahun 2023 dibandingkan pada tahun 2022.
Perusahaan tersebut baru-baru ini merilis Laporan InsurSec 2024, yang merinci tren baru dalam serangan ransomware terhadap pasar menengah dan organisasi yang sedang berkembang.
Mengutip laporan tersebut dari laman laman Reinsurance News, Kamis, 16 Mei 2024, menunjukkan bahwa penyerang terus mengeksploitasi teknologi akses jarak jauh, dengan 58 persen insiden ransomware langsung disebabkan oleh kerentanan akses jarak jauh.
Para penyerang juga dilaporkan mengalihkan fokus mereka dari RDP ke penargetan VPN yang dikelola sendiri, yang menyumbang 63 persen dari kejadian ransomware akses jarak jauh yang terlihat pada tahun 2023, menurut At-Bay.
|Baca juga: Serangan Ransomware di Change Healthcare Jadi Tantangan Besar Sistem Kesehatan AS
Namun, tingkat keparahan serangan ransomware menurun dalam portofolio At-Bay dari tahun ke tahun. Kemungkinan didorong oleh lebih banyak bisnis yang berhasil memulihkan dari cadangan setelah serangan, biaya rata-rata serangan ransomware turun 24 persen pada tahun 2023, menjadi US$370 ribu.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh At-Bay telah menunjukkan bahwa bisnis yang gagal memulihkan data mereka dari cadangan memiliki kemungkinan 3X lebih besar untuk membayar uang tebusan daripada mereka yang tidak.
Sementara itu, permintaan tebusan rata-rata oleh penyerang melebihi US$1,26 juta pada tahun 2023, namun jumlah rata-rata yang dibayarkan mencapai US$282 ribu, yang merupakan 77 persen lebih rendah dari rata-rata permintaan awal.
CEO dan Co-Founder At-Bay, Rotem Iram, mengatakan bahwa kerentanan pada produk akses jarak jauh terus mendorong banyaknya serangan ransomware yang berhasil. “Penyedia teknologi dan profesional keamanan siber harus memprioritaskan pengamanan perimeter secara default dan meningkatkan respons terhadap ancaman yang muncul, dengan memahami bahwa bisnis kecil tidak mungkin dapat menyelesaikannya sendiri,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

