1
1

Krisis Tenaga Kerja, Industri Asuransi Pakai Kecerdasan Buatan untuk Pertahankan Bisnis!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi bakal menghadapi gelombang besar pensiun karyawan dalam lima tahun ke depan. Bahkan, hampir separuh tenaga kerja di sektor ini diperkirakan akan pensiun dan meninggalkan celah keahlian yang harus segera diisi.

Dilansir dari Insurance Asia, Jumat, 14 Februari 2025, para ahli dari SAS menilai, solusi terbaik untuk menghadapi tantangan ini adalah investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI) dan teknologi berbasis data.

|Baca juga: Taspen Bayarkan 800 Ribu Klaim di Sepanjang 2024

|Baca juga: Pendapatan Bancassurance Diramal Bikin Full Senyum hingga 2029

Selain jadi solusi atas krisis tenaga kerja, AI juga membuka jalan bagi tren baru, salah satunya ‘omni policies’. Lewat produk ini, nasabah cukup membayar satu premi untuk perlindungan di berbagai aspek asuransi yang didukung teknologi AI.

Tak hanya itu, konsep ‘data for discounts’ juga mulai naik daun. Nasabah yang rela berbagi data pribadi bakal menikmati premi lebih murah, sementara yang memilih menjaga privasi harus merogoh kocek lebih dalam.

Teknologi kesehatan wearable pun makin diandalkan untuk menilai risiko, memungkinkan perusahaan asuransi menyesuaikan premi berdasarkan data real-time. Namun, penerapannya masih dihantui isu keamanan data dan etika.

Tak mau ketinggalan, perusahaan asuransi juga mulai merangkul mitra di luar industri, seperti perusahaan smart home, demi menjangkau pasar yang lebih luas. Di tengah kemajuan teknologi, tantangan lain datang dari perubahan iklim. Perusahaan asuransi diperkirakan bakal semakin membatasi cakupan perlindungan properti di wilayah rawan bencana.

|Baca juga: OJK Harap Emiten yang Force Delisting Sudah Tidak Ada Lagi

|Baca juga: Ternyata Segini Kekayaan Isa Rachmatarwata, Dirjen Anggaran Kemenkeu yang Terlibat Kasus di Jiwasraya

Celah perlindungan asuransi yang kini mencapai US$1,8 triliun pun mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta untuk mencari solusi. Dari sisi regulasi, perusahaan asuransi di Eropa harus mengikuti aturan baru dalam EU AI Act, yang mengutamakan transparansi dan pencegahan bias dalam penggunaan AI.

Sementara itu, penggunaan data sintetis diprediksi akan semakin luas untuk menyempurnakan penetapan harga premi. Dengan investasi regulasi yang mulai stabil, perusahaan asuransi bakal makin fokus mengembangkan teknologi AI guna memperkuat underwriting, deteksi fraud, dan interaksi pelanggan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Optimistis Premi Unitlink Tumbuh di Tahun 2025 Ini
Next Post Antonius Anton Lie: Langkah Penting untuk Asuransi

Member Login

or