1
1

Laba Tahun Berjalan Tugu Insurance Turun, Ini Sebabnya

Presdir Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat (ketiga dari kiri) bersama direksi perseroan, menyampaikan perkembangan kinerja perusahaan di Jakarta, 4 Desember 2024. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance mencatatkan total premi bruto secara konsolidasian di September 2024 sebesar Rp6,8 triliun. Premi bruto kuartal III/2024 ini meningkat 26 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Kontribusi utama dalam pencapaian ini didominasi oleh produksi dari Class of Business (CoB) Fire & Property, Engineering, dan Marine Hull.

Laba tahun berjalan perseroan mengalami penurunan sebesar 48 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. “Namun teman-teman harus melihatnya secara utuh. Penurunan in ini dikarenakan adanya pendapatan lain-lain atas hasil penyelesaian kasus litigasi dengan Citibank di tahun 2023 lalu sebesar Rp1,1 triliun, atau Rp 867,8 miliar setelah pajak dan beban lainnya,” kata Presiden Direktur Tugu Insurance, Tatang Nurhidayat, dalam jumpa pers seusai public expose di kantornya, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024.

|Baca juga: Tugu Insurance Pede Premi Tembus Rp10 Triliun di 2029, SDM Kompeten hingga Digitalisasi Jadi Amunisi!

Dia jelaskan bahwa ‘windfall profit’ ini tidak akan terulang di tahun 2024, sehingga dapat dipastikan perolehan laba secara keseluruhan akan lebih rendah dibandingkan tahun 2023 lalu. “Tanpa memperhitungkan one-off gain dari kasus Citibank, core profit Tugu Insurance dari operasional tetap mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 120 persen year on year (yoy) dari Rp269 miliar pada tahun lalu menjadi Rp592 miliar di September 2024,” terang Tatang.

Lebih lanjut dia katakan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya mewujudkan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan asuransi umum nomor satu di Indonesia. Dalam prosesnya, Tugu Insurance fokus pada lima pilar strategi yang tersusun dalam Tugu Insurance’s Strategy House, yang terdiri dari Growth of Business, Corporate Action by Reinvestment, Asset Transformation, People Transformation, serta Process Transformation & Risk Management.

“Sejalan dengan strategi tersebut, dalam pengembangan bisnis, Tugu Insurance terus berupaya untuk menyediakan layanan asuransi dan penetrasi pasar ke segmen yang lebih luas, serta melakukan inovasi produk dan jalur distribusi yang lebih efektif. Perusahaan juga terus membangun dan mengembangkan bisnis non-captive, serta melakukan ekspansi pada bisnis reasuransi,” jelas Tatang.

|Baca juga: Tugu Insurance Raih Laba Rp552 Miliar Jelang HUT ke-43, Fokus Pada Pertumbuhan Kinerja dan Rencana Spin-Off Syariah

Pada tahun 2024 ini Tugu Insurance telah melakukan upaya pengembangan bisnis di segmen non-captive khususnya untuk bisnis BUMN yang mencatatkan premi bruto sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat sebesar 107 persen yoy per September 2024. Sedangkan untuk premi bruto non-captive bisnis lainnya tercatat sebesar Rp4,1 triliun atau meningkat sebesar 15 persen yoy. Untuk captive bisnis Pertamina Group, premi bruto tercatat sebesar Rp1,4 triliun atau meningkat 15 persen yoy pada September 2024.

“Dengan perolehan premi bruto tersebut, secara total premi bruto yang dimiliki Tugu Insurance hingga September 2024 tercatat sebesar Rp6,8 triliun atau meningkat 26 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Tatang Nurhidayat.

Posisi keuangan perusahaan juga masih kuat seiring dengan meningkatnya premi bruto tersebut. Di sisi lain, pendapatan premi neto juga mengalami peningkatan sebesar 20 persen, dari Rp2,3 triliun di September 2023 menjadi Rp2,8 triliun di September 2024.

Total pendapatan tercatat sebesar Rp1,6 triliun di September 2024, atau meningkat 23 persen yoy. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan underwriting result dari Rp520 miliar di September 2023, menjadi Rp725 miliar di September 2024. Sedang pendapatan operasional lainnya meningkat dari Rp347 miliar menjadi Rp420 miliar di September 2024.

Risk Based Capital (RBC) perusahaan di September 2024 adalah sebesar 483 persen, jauh di atas ketentuan minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 120 persen. RBC perusahaan saat ini juga masih di atas rata-rata industri asuransi umum & reasuransi yang tercatat berada di level 330 persen.

Sementara itu, Rasio Kecukupan Investasi (RKI) Tugu Insurance pada September 2024 berada di level 618 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata industri asuransi umum dan reasuransi yang tercatat berada di level 186 persen. “Tingkat RBC dan RKI Tugu Insurance yang lebih tinggi dari rata-rata di industri asuransi umum dan reasuransi ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesehatan keuangan yang sangat baik, tingkat solvabilitas yang tinggi dan kemampuan dalam memenuhi kewajiban di masa yang akan datang,” kata Tatang.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peran Digitalisasi BRI Sekuritas dalam Perkuat Akses Investasi Generasi Muda
Next Post Tugu Insurance Bukukan Kinerja Positif
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or