Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada beberapa waktu terakhir ada banyak keluhan tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang tidak meng-cover semua penyakit.
“Ada yang enggak senang, yang enggak senang ini komplain dan akhir-akhir ini lumayan banyak yang komplain. Saya mengerti, yang saya ingin sampaikan adalah enggak semua itu ter-cover dengan BPJS. Enggak semua memang BPJS itu meng-cover semuanya,” ujarnya, dikutip dalam wawancaranya di Youtube IDN Times, Jumat, 17 Januari 2025.
|Baca juga: Pastikan Stabilitas Keuangan Keluarga, AXA Financial Luncurkan Produk Long Term Life Protector
|Baca juga: Investor RDN Jago Syariah Capai 260 Ribu di Akhir 2024
Budi menjelaskan biaya untuk masing-masing treatment sudah di-cover dengan adanya paket-paket tertentu. Misalnya, untuk paket jantung, biaya yang di-cover adalah untuk prosedur seperti pasang ring.
“Jika biaya perawatan lebih tinggi dari pasang ring, misalnya, kasus yang melibatkan pasang ring, hanya sekitar 70 persen dari pasien yang membutuhkan prosedur tersebut. Namun, jika pasien sudah mulai mengalami aritmia, yang dapat menunjukkan masalah pada jantung, biaya perawatan hanya mencakup 70 hingga 80 persen dari paket yang tersedia,” ucapnya.
Selain itu, aritmia ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kasus pasang ring, sehingga diharapkan rumah sakit dapat memberikan subsidi untuk pasien yang memerlukan perawatan aritmia.
|Baca juga: TikTok Tutup Aplikasinya di AS Mulai 19 Januari
|Baca juga: Fundamental Ekonomi Indonesia Menguat, Sun Life Bidik Pertumbuhan Double Digit di 2025
“Nah ini masing-masing tergantung memang dari policy dan kebijakan rumah sakitnya. Tapi jujur diakui BPJS sekarang belum mampu untuk meng-cover 100 persen pembiayaan untuk semua jenis penyakit. Karena iuran yang dibayar di BPJS itu masih sangat murah,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News