Media Asuransi, GLOBAL – Fitch Ratings dalam laporannya menyampaikan, beberapa perusahaan asuransi jiwa AS yang telah mengalihkan portofolio investasinya ke aset-aset yang tidak likuid, menghadapi peningkatan risiko. Karena kurangnya penilaian terkini atas aset-aset tersebut ketika nilai yang mendasari mungkin berada di bawah tekanan dari suku bunga yang lebih tinggi dan ekonomi yang lesu.
Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Amerika Serikat meningkatkan kepemilikan aset-aset tidak likuid mereka ketika suku bunga rendah. Mereka tertarik oleh imbal hasil yang lebih tinggi dan terbatasnya kebutuhan likuiditas karena, mereka dapat memiliki aset-aset tersebut dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung kewajiban-kewajiban yang juga panjang.
Aset tidak likuid, seperti kredit swasta, real estate, dan dana infrastruktur, masih merupakan proporsi yang rendah dari sebagian besar investasi perusahaan asuransi besar. Tetapi kepemilikan sektor ini terus meningkat, sebagian besar didorong oleh sejumlah kecil perusahaan asuransi swasta yang memiliki proporsi yang lebih tinggi.
|Baca juga: Pendapatan Asuransi Jiwa AS Diperkirakan Tumbuh di Kuartal III/2023
Banyak perusahaan asuransi besar mengurangi produk dengan jaminan investasi yang signifikan ketika suku bunga rendah mendorong naiknya kebutuhan modal dan beberapa pemilik swasta memasuki pasar untuk mengisi kekosongan tersebut.
Akibatnya, perusahaan asuransi swasta memiliki proporsi yang berarti dalam bisnis sektor ini dengan jaminan investasi yang signifikan, dan memiliki proporsi yang tinggi dalam aset jangka panjang, yang sering kali tidak likuid, untuk mendukung bisnis ini.
Perusahaan asuransi sering kali mengurangi persyaratan modal yang diwajibkan dari bisnis ini melalui reasuransi, khususnya reasuransi intensif aset yang juga mencakup risiko investasi ke Bermuda yang persyaratan modalnya lebih rendah.
Fitch percaya bahwa kombinasi dari perusahaan asuransi swasta dengan pengungkapan publik yang terbatas, kepemilikan aset yang tidak likuid dengan valuasi yang mungkin tidak sesuai dengan perkembangan terkini karena kenaikan suku bunga yang cepat, dan reasuransi ke yurisdiksi lepas pantai dengan persyaratan modal yang lebih rendah, merupakan area risiko yang semakin diawasi oleh regulator.
Perusahaan asuransi dengan proporsi aset tidak likuid yang tinggi dapat menghadapi guncangan modal ketika penurunan nilai aset yang mendasari diakui ketika penilaian pada akhirnya diperbarui.
Perusahaan asuransi biasanya berniat untuk memiliki aset tidak likuid dalam jangka panjang, tetapi kerugian yang belum direalisasi mungkin harus dikristalisasi jika pemegang polis menyerahkan polis mereka lebih awal. Meskipun perilaku pemegang polis sebagian besar telah sejalan dengan asumsi tingkat lapse yang dinamis melalui kenaikan suku bunga yang berarti selama dua tahun terakhir. Guncangan kredit yang menyebabkan penurunan peringkat atau gagal bayar aset juga akan berdampak pada modal dan pendapatan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News