Media Asuransi, JAKARTA – Kepala Departemen Marine & Aviation Indonesia Re Renny Rahmadi Putra mengungkapkan perusahaan asuransi perlu mengadopsi pendekatan inovatif untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Dalam iLearn Thematic Webinar yang bertajuk ‘Driving The Future: Insuring Electric Vehicles in the Evolving Landscape’, Renny menyebutkan, ada beberapa inovasi yang harus diterapkan untuk mengakomodasi perbedaan karakteristik dan risiko yang melekat pada kendaraan listrik.
|Baca juga: Kendaraan Listrik Punya Karakteristik Unik, Industri Asuransi Harus Bagaimana untuk Cuan?
|Baca juga: BRI Finance Gandeng BRI dan Mikroland Properti Perkuat Penyaluran Pembiayaan
Renny menjelaskan asuransi kendaraan listrik harus dirancang dengan memerhatikan berbagai faktor yang membedakan EV dari kendaraan berbahan bakar fosil. Salah satunya adalah biaya perbaikan kendaraan listrik yang lebih tinggi karena komponen-komponen canggih seperti baterai dan motor listrik.
“Oleh karena itu, perusahaan asuransi perlu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pemilik kendaraan listrik,” ujarnya, Selasa, 26 November 2024.
Selain itu, Indonesia Re juga melihat potensi besar dalam menyediakan asuransi khusus untuk pengisian daya kendaraan listrik. Dengan semakin banyaknya infrastruktur pengisian daya yang berkembang di Indonesia, risiko kerusakan pada unit pengisian atau gangguan teknis lainnya dapat menjadi hal yang perlu diasuransikan.
Pendekatan ini dapat memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh, baik untuk kendaraan maupun infrastruktur pendukungnya. Pemanfaatan teknologi menjadi kunci dalam mendukung pengembangan asuransi kendaraan listrik.
|Baca juga: Zurich Syariah Siap Bantu Nasabah yang Terdampak Penutupan Unit Usaha
|Baca juga: Bos Zurich Syariah Siap Berburu Cuan di Asuransi Kendaraan Listrik
Renny menyarankan agar perusahaan asuransi mulai mengintegrasikan teknologi seperti telematics untuk memantau perilaku pengemudi dan kondisi kendaraan secara real-time. Data yang diperoleh dari perangkat telematik dapat digunakan untuk menilai risiko dan memberikan premi yang lebih adil berdasarkan kebiasaan berkendara.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam penanganan klaim asuransi. Dengan menggunakan teknologi seperti blockchain dan AI, proses klaim bisa dipercepat dan lebih transparan, memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam mendukung pertumbuhan kendaraan listrik dan ekosistem asuransi yang berkelanjutan. Kebijakan yang memfasilitasi pembaruan infrastruktur pengisian daya dan insentif bagi produsen kendaraan listrik bisa mempercepat adopsi EV di Indonesia.
Indonesia Re juga mendorong kolaborasi antara berbagai sektor untuk menciptakan ekosistem yang saling mendukung. Dalam hal ini, kerja sama dengan pemerintah, industri otomotif, serta penyedia layanan pengisian daya kendaraan listrik akan memastikan infrastruktur dan perlindungan asuransi berkembang secara harmonis.
Dengan pasar kendaraan listrik yang semakin berkembang, Indonesia Re berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menyediakan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan pemilik kendaraan listrik di Indonesia.
|Baca juga: Emil Hakim Diangkat Jadi Presiden Komisaris Tugure
|Baca juga: Operasional Bank Indonesia Ditiadakan saat Pilkada 27 November 2024
|Baca juga: Sah! Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia Raih Sertifikasi ISO 27701
Pendekatan yang berfokus pada teknologi, pemahaman risiko yang lebih baik, dan kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat menciptakan ekosistem asuransi yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh pihak.
“Melalui kolaborasi yang solid dan inovasi berkelanjutan, kami percaya industri asuransi dapat memainkan peran yang signifikan dalam mendukung transisi energi bersih dan memberikan rasa aman bagi para pengguna kendaraan listrik,” ujar Renny.
Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia Re optimistis dapat membantu mendorong perkembangan kendaraan listrik di Indonesia, menciptakan perlindungan asuransi yang relevan, dan mendukung keberlanjutan sektor otomotif di masa depan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News