Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Global Insurance Report edisi ke-13 yang dirilis oleh BlackRock mengungkapkan perusahaan asuransi menempatkan perkembangan regulasi (68 persen) dan meningkatnya ketegangan geopolitik (61 persen) sebagai risiko makro utama.
Pada 2024 diperkirakan menjadi tahun yang penuh ketidakpastian, terutama terkait pembuat kebijakan, seiring dengan berlangsungnya pemilihan umum di beberapa negara.
|Baca juga: Industri Asuransi Didorong Terapkan Praktik Ramah Lingkungan, Buat Apa?
|Baca juga: Survei Literasi Asuransi 2024 Media Asuransi: Asuransi Semakin Diminati Generasi Muda
Di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), 86 persen responden optimistis bank sentral akan mampu menjaga ekonomi tetap stabil, sementara 87 persen responden di Amerika Utara juga memiliki harapan yang sama seiring menurunnya inflasi.
Namun, di kawasan Asia Pasifik, 76 persen responden memprediksi inflasi yang tetap tinggi dengan ketahanan ekonomi yang kuat. Di sisi lain, di Amerika Latin, pandangan lebih beragam, dengan 18 persen responden memprediksi penurunan ekonomi yang signifikan.
|Baca juga: Mau Ketiban Rezeki di Akhir Pekan Ini? Coba Cek 4 Ramuan Saham MNC Sekuritas Berikut!
|Baca juga: Jajaran Direksi & Komisaris dari 87 Anak Usaha NETV Resign Buntut Akuisisi MD Entertainment (FILM)
Selain itu, risiko suku bunga (69 persen) dan risiko likuiditas (52 persen) juga menjadi perhatian utama di pasar. Meskipun demikian, kenaikan suku bunga memberikan peluang investasi yang lebih baik, dan perusahaan asuransi memanfaatkan situasi ini dengan meningkatkan alokasi investasi ke pasar publik dan privat.
“Pasar obligasi publik tetap menjadi bagian penting dari portofolio investasi, sementara pasar privat, terutama utang privat, semakin penting,” ungkap laporan tersebut, dikutip Insurance Asia, Jumat, 18 Oktober 2024.
Perusahaan asuransi juga semakin memperluas partisipasinya dalam pemberian pinjaman non-bank, yang didorong oleh perubahan regulasi dan kompetisi dengan pendanaan bank. Hampir seluruh responden (99 persen) telah menetapkan tujuan transisi dalam portofolio investasinya.
|Baca juga: KB Bank (BBKP) Akan Terbitkan Global Bond US$300 Juta
|Baca juga: PP Properti (PPRO) Ditetapkan dalam Keadaan PKPU Sementara
Perusahaan asuransi kini lebih aktif dalam pembiayaan transisi, menggerakkan modal dan bekerja sama dengan pengelola aset untuk menawarkan solusi pembiayaan campuran. “Celah dalam pembiayaan infrastruktur global juga menciptakan peluang bagi perusahaan asuransi untuk berinvestasi di infrastruktur tradisional maupun digital,” ungkap laporan itu.
Target utama perusahaan asuransi dalam strategi transisi rendah karbon mencakup energi bersih dan teknologi transisi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News