Media Asuransi, GLOBAL – Pelaku asuransi terpecah mengenai apakah kenaikan harga pada pembaruan utama 1 Januari 2025 akan cukup kuat untuk mengimbangi peningkatan tren kerugian di sektor properti bencana atau tidak. Meski demikian, Fitch Ratings memperkirakan perusahaan reasuransi tetap mempertahankan profitabilitas kuat di lini bisnis ini.
Menurut survei Fitch yang melibatkan 81 perusahaan reasuransi, asuransi, broker, dan peserta pasar lainnya, lebih dari 50 persen responden memprediksi harga akan naik pada 1.1, dengan 30 persen memperkirakan kenaikan lebih dari lima persen, dan 26 persen memprediksi kenaikan di bawah lima persen.
|Baca juga: 2 Perusahaan Asuransi Mau Tutup, Regulasi Ketat Jadi Biang Keroknya?
|Baca juga: Kadin Kubu Arsjad Rasjid Melawan, Upaya Hukum dan Organisasi Dilakukan
“Sekitar 22 persen memperkirakan harga tetap stabil, sementara 12 persen memprediksi penurunan di bawah lima persen, dan 10 persen melihat penurunan lebih dari lima persen,” jelas Fitch, dikutip dari Reinsurance News, Kamis, 26 September 2024.
Fitch menyetujui pandangan mereka yang memprediksi penurunan harga. Agensi ini sebelumnya menyatakan siklus telah mencapai puncaknya, dan memperkirakan pasar reasuransi akan melemah di 2025 karena melimpahnya modal.
Di sektor properti bencana, responden survei terbelah. Sebanyak 39 persen mengatakan kenaikan harga akan cukup untuk menutupi tren peningkatan kerugian, 36 persen mengatakan tidak cukup, dan 25 persen tidak yakin.
“Fitch percaya perusahaan reasuransi berada dalam posisi yang baik untuk mempertahankan profitabilitas di sektor properti-bencana, bahkan dengan pelonggaran harga,” ujar Fitch.
|Baca juga: Gelar Panel Diskusi BUSS ke-2, APPARINDO: Kapasitas Reasuransi Masih Bisa Ditingkatkan via Penggabungan!
|Baca juga: Akuisisi Lini Imaji Kreasi Ekosistem (FUTR) oleh Hexa Prima Nusantara Memasuki Babak Baru
Survei juga menanyakan lini bisnis mana yang paling menarik di pembaruan 1.1. Sebanyak 25 persen menyebut properti, 21 persen properti bencana, 20 persen spesial/lainnya, 18 persen kendaraan bermotor, dan 16 persen tanggungan.
Pembaruan Januari 2025 diprediksi penuh tantangan, terutama dalam sektor properti bencana, di tengah upaya menjaga profitabilitas kuat selama 18 bulan terakhir.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News