Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan ketersediaan beras dan penyerahan bantuan cadangan pangan pemerintah di Komplek Pergudangan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Jokowi ingin memastikan kelancaran distribusi bantuan pangan serta mengecek ketersediaan stok beras nasional yang dikelola Bulog.
Dalam kunjungan ini, Presiden berdialog dengan masyarakat penerima manfaat yang hadir. Presiden Jokowi menanyakan perkembangan distribusi beras untuk Oktober dan kualitas dari beras yang diberikan.
“Sudah terima semua yang Oktober? Ada keluhan? Berasnya hitam? Tidak, berasnya bagus ya,” kata Jokowi, dikutip dari laman resmi Setkab, Kamis, 26 September 2024.
|Baca juga: Menapaki Perjalanan Blibli Tiket Melayani Evolusi Kebutuhan Konsumen
|Baca juga: Fitch Ratings: Rasio Modal Asuransi Asei Turun Jadi 208% di Juni 2024
Jokowi juga memberikan pesan terkait masa transisi pemerintahan. Mengingat masa jabatannya akan berakhir pada 20 Oktober 2024, Presiden berharap program bantuan pangan ini dapat dilanjutkan oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Nanti kalau ketemu Presiden terpilih Pak Prabowo, sampaikan Pak minta dilanjutkan, karena saya nanti 20 Oktober sudah purna tugas, sudah pensiun,” ucapnya.
Dalam suasana yang penuh keakraban, Jokowi mengungkapkan rasa terima kasih kepada masyarakat. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat menjelang masa purna tugasnya.
“Pada kesempatan yang baik ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan, kekhilafan, kekurangan dalam saya membuat kebijakan-kebijakan untuk rakyat,” tuturnya.
|Baca juga: Rasio Modal Turun, Bos Asei Klaim Tetap Kuat!
|Baca juga: OJK Cabut Izin Pembentukan Unit Syariah Asuransi Allianz Life Indonesia
Kunjungan ini menjadi langkah penting pemerintah dalam memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga dan program bantuan pangan berjalan baik. Dengan dimulainya distribusi di Kabupaten Paser, Presiden berharap masyarakat di seluruh Indonesia dapat menerima manfaat dari program ini, terutama menghadapi situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News