1
1

Dukung Destinasi Wisata Super Prioritas Candi Borobudur, PTBA Rehabilitasi DAS di Bukit Menoreh

Candi Borobudur | Foto: Kemenparekraf RI

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan kegiatan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 344 hektare (ha) di Kawasan Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dimulai sejak 2021, rehabilitasi DAS di Kawasan Bukit Menoreh saat ini memasuki tahap pemeliharaan tahun ketiga.

Rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan fungsi DAS di Bukit Menoreh sebagai bagian dari sistem penyangga kehidupan. Kawasan ini merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah. Pemulihan DAS merupakan upaya menjaga sumber daya air alami untuk masyarakat.

|Baca: REVIEW SEPEKAN: Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Tembus Rp18,12 Triliun

Selain itu, Bukit Menoreh merupakan salah satu pintu gerbang kedatangan wisatawan dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Candi Borobudur. Tidak hanya memulihkan lahan kritis, kegiatan rehabilitasi DAS yang dilakukan PTBA di Kawasan Bukit Menoreh juga mendukung pengembangan Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur.

“Hal ini merupakan wujud komitmen PTBA untuk pembangunan berkelanjutan,” kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra, dalam keterangan resminya, Senin, 3 Juni 2024.

Tanaman produktif

PTBA menanam 137.600 bibit tanaman produktif yang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut, di antaranya yakni durian musangking, durian montong, alpukat aligator, alpukat kendil, manggis, kelengkeng kateki, petai gobang, jambu kristal, mangga arum manis, hingga jambu air madu deli.

Tanaman buah-buahan tersebut diharapkan dapat mengurangi aktivitas penebangan dan panen kayu. Selama ini tanaman yang ditanam masyarakat mayoritas tanaman kayu, sehingga secara berkala terdapat penebangan pohon untuk mengambil kayunya.

“Dengan adanya tanaman buah-buahan ini, penebangan pohon bisa berubah menjadi pemanenan buah-buahan, sehingga tidak merusak lingkungan di kemudian hari. Hasil buah-buahan dapat menambah penghasilan masyarakat lokal, baik dari penjualan langsung buah-buahan saat panen, maupun sebagai katalisator munculnya peluang usaha baru terkait usai panen,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post China Jatuhkan Sanksi Keras untuk PwC, Ini Alasannya!
Next Post ALVA Gandeng Otoklix, Perkuat Layanan Purna Jual di Wilayah Jabodetabek

Member Login

or