1
1

Kerugian Akibat Banjir di Pesisir Jakarta Rp2,1 Triliun per Tahun

Seorang pengendara motor mendorong motornya yang mogok akibat nekat melewati banjir yang terjadi di Jalan Raya Cileduk, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta, dapat mencapai Rp2,1 triliun per tahun. Ada potensi mengalami peningkatan setiap tahun hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan.

“Kerugian ekonomi tersebut juga meningkatkan potensi opportunity cost pertumbuhan perekonomian nasional,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 12 Januari 2024

Berdasar kajian Kementerian PUPR, akan terdapat tiga fase pembangunan untuk wilayah Jakarta. Pertama, pembangunan tanggul pantai dan sungai serta sistem pompa dan polder. Kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta. Ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta.

|Baca juga: Tekan Risiko Banjir, Berikut Alasan Pentingnya Punya Asuransi Kendaraan

Menurut Menko Perekonomian, pemerintah terus berupaya melakukan intervensi melalui sejumlah kebijakan strategis yang komprehensif, untuk memitigasi risiko bencana yang ada di sepanjang Pantura Jawa. Salah satu kebijakan tersebut yakni pembangunan tanggul pengaman pantai dan sungai serta pembangunan sistem polder dan pompa di wilayah utara Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat yang juga menjadi salah satu bagian dari PSN.

Selin itu, pembangunan Major Project Pengaman Pesisir 5 Perkotaan Pantura Jawa, yakni Jabodetabek, Cirebon Raya, Kedungsepur, Petanglong, dan Gerbangkertosusila juga dilakukan pemerintah melalui penyediaan akses air minum perpipaan, pemantauan penurunan tanah dan kualitas air, pembangunan tanggul pantai, serta pengolahan air limbah.

“Nah, selanjutnya juga terdapat kebutuhan suplai air baku dan sanitasi yang memadai di wilayah utara sehingga perlu intervensi kebijakan,“ ungkap Airlangga Hartarto. Ditambahkan, meski sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah, masih diperlukan penyiapan langkah jangka panjang untuk memitigasi risiko bencana perubahan iklim di Pantura Jawa melalui konsep pembangunan Giant Sea Wall atau tanggul laut.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menerangkan bahwa saat ini salah satu bentuk adopsi dari konsep Giant Sea Wall adalah pembangunan Jalan Tol Semarang–Demak yang terintegrasi dengan tanggul laut.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tol Pekanbaru-Bangkinang-Pangkalan Tuntas April 2024, Basuki: Hubungkan Wilayah Riau dan Sumbar!
Next Post Pemula Wajib Tahu! Ini Penjelasan tentang Kripto dan Cara Kerjanya
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or