Media Asuransi, JAKARTA – Industri manufaktur dalam negeri menunjukkan sinyal positif di awal Tahun Naga Kayu. Ini tercemin dari laporan S&P Global yang menunjukkan capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari 2024 berada di level 52,9, naik dari Desember 2023 yang menyentuh posisi 52,2.
“Kinerja positif menunjukkan kondisi sektor manufaktur terus membaik. Capaian PMI Manufaktur Indonesia ini memperpanjang periode ekspansi menjadi 29 bulan secara berturut-turut. Hanya ada dua negara, yakni Indonesia dan India yang mempertahankan selama 29 bulan berturut-turut,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024.
Agus mengemukakan jelang gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) di 2024 telah mengirimkan sinyal positif terhadap pemulihan performa industri manufaktur dan ekonomi nasional.
|Baca: FM Global: Pemimpin Bisnis Wajib Atasi Risiko yang Muncul di Kawasan Asia
“Biasanya di tengah suasana politik seperti Pemilu, optimisme pelaku usaha banyak yang wait and see atau ditahan. Tetapi untuk 2024 ini, optimisme mereka cukup tinggi,” jelasnya.
Menurut Agus, tingkat kepercayaan yang tinggi dari para pelaku industri menunjukkan bahwa mereka solid dalam menjalankan usahanya karena didukung oleh kebijakan yang probisnis. Selain itu, sektor industri manufaktur Indonesia terbukti tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi dan politik saat ini, baik dari dalam negeri maupun global.
“Saya tidak bosan-bosannya untuk terus mengingatkan ke kementerian lain dalam upaya memacu kinerja industri manufaktur, karena sebagai salah satu tulang punggung perekonomian nasional. Seandainya saja program harga gas bumi tertentu (HGBT) bisa berjalan dengan baik, pasti tingkat optimisme dari pelaku industri kita akan jauh lebih tinggi lagi,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News