1
1

FM Global: Pemimpin Bisnis Wajib Atasi Risiko yang Muncul di Kawasan Asia

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – FM Global menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil oleh bisnis guna membangun ketahanan terhadap risiko-risiko yang diantisipasi pada 2024.

Di kawasan Asia, di mana ketahanan kini menjadi kunci kesuksesan di tengah lanskap yang beragam, para pemimpin bisnis harus mengatasi risiko-risiko mendesak pada 2024. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Wakil Presiden dan Manajer Layanan Klien untuk Operasi Asia FM Global Hamish Ravindran.

Manajemen risiko yang efektif sangat krusial untuk menjaga kelangsungan bisnis, terutama dihadapi dengan tantangan-tantangan bersamaan dan siklus pasar yang sulit yang terus berlanjut, demikian diungkapkan Ravindran dalam pandangannya yang berjudul ‘Panduan untuk Membangun Ketahanan Bisnis pada 2024‘.

|Baca: Pendanaan Insurtech Global Ambruk 43,7% di 2023

Dilansir dari dari laman Insurance Asia, Jumat 2 Februari 2024, dampak dari peristiwa-peristiwa seperti covid-19 dan tantangan logistik menegaskan perlunya rantai pasokan yang diversifikasi dan tangguh.

Peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem dan ketidakpastian geopolitik mendorong bisnis untuk memperbarui dan memperkuat rencana kontinuitas mereka, termasuk mencari pemasok dan rute-rute alternatif.

Munculnya serangan ransomware dan pelanggaran data menuntut perhatian tidak hanya pada perlindungan jaringan teknologi informasi tetapi juga pada jaringan teknologi operasional. Dengan bisnis semakin melakukan digitalisasi, langkah-langkah proaktif menjadi sangat penting untuk mengurangi potensi kerusakan fisik atau gangguan dari ancaman siber.

Frekuensi yang meningkat dari risiko-risiko terkait iklim, khususnya banjir, membuat esensial pemahaman menyeluruh tentang dampaknya terhadap operasi.

Perusahaan harus berinvestasi dalam tindakan mitigasi yang sesuai, seperti penghalang fisik dan pelaporan risiko iklim untuk memenuhi kewajiban seperti kerangka kerja Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD).

Transisi ke sumber energi terbarukan menjadi kritis untuk mengurangi emisi, tetapi hal ini juga membawa risiko-risiko baru seperti ancaman siber dan cuaca ekstrem.

Kolaborasi dengan perusahaan asuransi dapat membantu memasukkan ketahanan ke dalam strategi transisi, dengan memastikan perencanaan yang hati-hati untuk meminimalkan potensi waktu henti dan keunggulan kompetitif.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Sentral Uni Emirat Arab Jatuhkan Sanksi kepada Perusahaan Asuransi yang Melanggar Aturan
Next Post Nilai Tukar Petani (NTP) Naik, Daya Beli Petani di Perdesaan Meningkat

Member Login

or