1
1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perlu Didorong Agar Lebih Tinggi

Pemukiman penduduk dan deretan gedung tinggi yang terus tumbuh dan berkembang di Ibu Kota Jakarta menjadi gambaran kondisi ekonomi Indonesia saat ini. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai bahwa ekonomi Indonesia tetap tumbuh baik dan perlu terus didorong agar lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 didukung oleh permintaan domestik.

“Investasi tetap kuat, khususnya investasi bangunan sejalan dengan penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional atau PSN. Konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke atas, tetap terjaga. Ekspor nonmigas tumbuh positif di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 16 Oktober 2024.

|Baca juga: Sri Mulyani Tegaskan Pentingnya Sinergi Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ditopang oleh Industri Pengolahan, Konstruksi, dan Perdagangan Besar dan Eceran. Secara spasial, kinerja ekonomi terjaga di seluruh wilayah. Pada kuartal IV/2024, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap baik ditopang terutama oleh kenaikan investasi dan baiknya konsumsi rumah tangga, serta peningkatan belanja Pemerintah pada akhir tahun.

“Secara keseluruhan tahun, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen dan meningkat pada 2025,” tutur Perry.

|Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 7%-8% Bisa Dicapai? Ini Kata Para Ekonom

Menurutnya, berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. Untuk itu, Bank Indonesia memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah.

Dari sisi penawaran, kebijakan reformasi struktural perlu terus diperkuat untuk mendorong sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja. “Upaya tersebut didukung dengan optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang ditempuh Bank Indonesia,” tegas Perry.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 2 Seri Surat Utang Hutama Karya (HK) Akan Jatuh Tempo Awal 2025
Next Post Mandala Multifinance (MFIN) Bakal Bagi Saham Bonus Rp117,50 Miliar

Member Login

or