Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah kuatnya dorongan mewujudkan tata kelola yang lebih ketat dalam industri fintech lending, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya terhadap praktik penyaluran dana yang bertanggung jawab. AdaKami juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dan pemanfaatan inovasi teknologi.
Chief of Public Affairs AdaKami Karissa Sjawaldy menegaskan AdaKami percaya penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten, yang ditunjang teknologi, menjadi landasan yang kuat dalam menjaga kualitas pendanaan yang optimal.
|Baca juga: Bank BTPN Syariah (BTPS) Bagi Dividen Tunai Rp265,78 Miliar
|Baca juga: Asuransi dan Dana Pensiun Jadi Pahlawan Baru di Proyek Infrastruktur, Bank Kalah Saing?
“Strategi ini memungkinkan kami memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan di tengah dinamika industri saat ini,” kata Karissa, dalam kegiatan media gathering AdaKami, di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.
Selain itu, tambahnya, AdaKami konsisten mengembangkan strategi penyaluran dana yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga kualitas. Sebagai platform yang berizin, AdaKami memastikan perluasan akses keuangan tetap berjalan seiring dengan perlindungan terhadap konsumen dan keberlangsungan ekosistem.
|Baca juga: Bos Sinarmas Indra Widjaja Kembali Mangkir dari Panggilan KPK
|Baca juga: Pemerintah Dinilai Perlu Berikan Insentif hingga Paket Kebijakan Hadapi Tarif AS
Head of Government Relations AdaKami Adelheid Helena Bokau menambahkan AdaKami berkomitmen menghadirkan layanan keuangan yang aman, transparan, dan inklusif bagi masyarakat Indonesia. Namun, lanjutnya, inklusi keuangan yang sehat tidak cukup hanya dengan memperluas akses.
|Baca juga: Kebijakan Tarif Resiprokal Donald Trump Tak Berdampak Signifikan Bagi Tugu Insurance
|Baca juga: 3 Bulan Pertama 2025, PTPP Catatkan Kontrak Baru Rp6,28 Triliun
“Lebih penting adalah memastikan masyarakat mendapatkan layanan sesuai kemampuan. Melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pemanfaatan teknologi dalam memproses pinjaman, kami berupaya menjaga keseimbangan antara perluasan akses dan mitigasi risiko agar pengguna tetap terlindungi dan ekosistem fintech lending tumbuh sehat dan berkelanjutan,” jelasnya.
Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss menyebutkan dengan teknologi yang digunakan untuk memverifikasi identitas dan menganalisis kelayakan kredit, AdaKami dapat menilai calon nasabah secara lebih menyeluruh —bukan hanya dari sisi data, tetapi juga konteks kondisi keuangan mereka.
|Baca juga: AdaKami Bukukan Penyaluran Pinjaman Rp3,94 Triliun di Kuartal I/2025
|Baca juga: 3 Kursi Direksi Asuransi Jasindo Kosong
“Hal ini memungkinkan kami menentukan batas pinjaman yang sesuai guna meminimalkan potensi gagal bayar. Dengan pendekatan ini, kami dapat menyalurkan pinjaman secara lebih tepat sasaran, menjaga kualitas pendanaan, dan membangun pengalaman layanan yang lebih personal dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

