1
1

Para Mahasiswa, Waspadailah Bahaya Buy Now Pay Later

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman. | Foto: tangkapan layar youtube @OtoritasJasaKeuangan

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat, khususnya generasi muda termasuk mahasiswa, agar hati-hati dan bijak dalam menyikapi aneka tawaran buy now pay later (BNPL). Jika sampai lupa bayar saat jatuh tempo, maka akan dapat menjadi catatan sebagai kredit bermasalah.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengatakan bahwa nilai pinjaman BNPL terbesar berasal dari perbankan sekitar Rp18 triliun, sementara di perusahaan pembiayaan sekitar Rp8 triliun. Hal itu dia sampaikan dalam kegiatan edukasi keuangan yang diikuti civitas academica Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Senin, 4 November 2024.

|Baca juga: Judi Online Pakai Paylater, Bos Kredivo: Jika Terdeteksi Kami Blokir!

Dalam kesempatan itu, Agusman meminta mahasiswa untuk pentingnya menyikapi maraknya penawaran praktik buy now pay later (BNPL) di perbankan dan perusahaan pembiayaan, secara bijaksana.

“Yang sekarang populer di masyarakat termasuk mahasiswa adalah buy now pay later. BNPL itu mirip kartu kredit tapi ini pakai HP, itu masalahnya. Pakai HP, dibeli sekarang bayar nanti gitu. Malah sampai lupa bayar. Bayar nanti-nanti saja, gitu. Akibatnya malah jadi catatan kredit bermasalah dan masuk catatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK),” katanya.

|Baca juga: Wow! Ternyata Laki-laki Mendominasi Penggunaan Paylater, Kok Bisa?

Menurutnya, SLIK adalah database yang menunjukkan catatan pinjaman masyarakat di sektor keuangan. Sehingga, jika masyarakat tidak membayar pinjamannya akan masuk dalam catatan dan tidak bisa lagi meminjam di bank atau perusahaan pembiayaan lain.

Agusman mengatakan maraknya BNPL bukan saja terjadi di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Hal itu sejalan dengan perkembangan teknologi atau digitalisasi sehingga pinjaman bisa dilakukan dengan sangat mudah melalui HP.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wakil PM Ungkap 3 Rahasia Jadikan Singapura Pusat Reasuransi di Asia
Next Post Simon Clapham Bergabung dengan Aon Underwriting Managers

Member Login

or