Media Asuransi, GLOBAL – Di tengah pertumbuhan permintaan reasuransi, yang didorong oleh empat transisi utama yakni iklim, energi, digital, dan demografi, Singapura akan memperkuat statusnya sebagai pusat reasuransi terkemuka di Asia melalui beberapa pendekatan.
Hal itu diungkapkan Wakil Perdana Menteri Singapura, Menteri Perdagangan dan Industri, serta Ketua Otoritas Moneter Singapura (MAS) Gan Kim Yong, saat menyampaikan pidato utamanya, berjudul ‘Mendorong Pertumbuhan Asia—Peran Reasuransi dalam Pembangunan Berkelanjutan‘, di Konferensi Reasuransi Internasional Singapura (SIRC) ke-20.
|Baca juga: AIA Group Bukukan Rekor di Nilai Bisnis Baru, Pertumbuhan Premi 2 Digit Jadi Motor Utama!
|Baca juga: Profil Simon Aloysius Mantiri, Petinggi Gerindra yang Jadi Bos Baru Pertamina
Mengutip Asia Insurance Review, Rabu, 6 November 2024, pendekatan yang akan diadopsi Singapura untuk meningkatkan status pusat reasuransinya meliputi:
1. Singapura akan menggandakan upaya untuk mengembangkan pasar perusahaan asuransi dan reasuransi
Gan menyatakan Singapura saat ini berfungsi sebagai pusat Asia-Pasifik bagi 12 perusahaan asuransi dan reasuransi global terkemuka. Di antara perusahaan reasuransi saja, 16 dari 25 perusahaan reasuransi teratas di dunia telah menjadikan Singapura sebagai pusat regional mereka, yang tidak hanya mencakup ASEAN, tetapi juga pasar di Asia Utara dan Selatan, bahkan Australia. Singapura juga memiliki jaringan sekitar 150 pialang yang berkembang dengan baik.
|Baca juga: Sosok Iwan Bule, Mantan Bos PSSI hingga Jenderal Polisi Bintang Tiga yang Jadi Komut Pertamina
|Baca juga: Lembaga Keuangan Wajib Tingkatkan Tata Kelola saat Penggunaan AI Meningkat
2. Pemerintah akan bekerja sama dengan perusahaan asuransi dan reasuransi di Singapura untuk memperdalam kemampuan mereka, khususnya dalam kecerdasan buatan (AI)
Ada potensi yang baik bagi industri asuransi untuk memanfaatkan AI guna meningkatkan produktivitas, layanan pelanggan, dan operasi inti termasuk penjaminan emisi, analisis aktuaria, dan pemrosesan klaim. Misalnya, diperkirakan AI generatif dapat meningkatkan pendapatan industri asuransi hingga 20 persen dan memangkas biaya hingga 15 persen.
Untuk mendukung peningkatan skala AI dengan percaya diri, Singapura tengah mengembangkan fondasi tata kelola AI yang kuat yang menyeimbangkan kebutuhan akan inovasi dengan penggunaan AI yang bertanggung jawab.
3. Singapura terus memperluas kapasitas asuransi melalui instrumen transfer risiko alternatif
Gan mengatakan salah satu contohnya adalah solusi asuransi negara. Singapura merupakan bagian dari Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (atau SEA-DRIF), sebuah inisiatif ASEAN+3 yang bermitra dengan Bank Dunia untuk menyediakan solusi asuransi risiko bencana dan iklim bagi kawasan tersebut.
|Baca juga: Asuransi Asei Kembangkan Digitalisasi Demi Manjakan Nasabah di Era Digital
|Baca juga: Adonai-CAR-TCI Sepakat Perkuat Asuransi Syariah di Indonesia Lewat Platform Wakaf Digital
SEADRIF telah melakukan pembayaran sebesar US$4,5 juta untuk mendukung tanggap banjir di Laos, termasuk pembayaran sebesar US$3 juta pada September 2024 setelah Topan Yagi. Contoh lainnya adalah sekuritas terkait asuransi (ILS).
Singapura mendukung pengembangan pasar ILS di Asia untuk membuka kapasitas pembiayaan risiko tambahan untuk risiko bencana puncak. Dari 28 penerbitan obligasi bencana di Singapura selama lima tahun terakhir, 13 penerbitan telah mencakup bahaya di Asia, yang menyediakan cakupan sebesar US$1,6 miliar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News