1
1

4 Strategi Asuransi Syariah Wujudkan 25 Persen Pangsa Pasar

Asuransi syariah di Tanah Air membidik potensi pertumbuhan pangsa pasar hingga 25 persen pada 2030. Demi mencapai target tersebut, aset industri asuransi syariah harus tumbuh setidaknya 30 persen per tahun sepanjang 10 tahun ke depan. Pencapaian seperempat pangsa pasar industri asuransi nasional
sangat mungkin terjadi, mengingat perkembangan syariah, baik dari sisi produk maupun nasabah cukup menggembirakan dari tahun ke tahun.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Tatang Nurhidayat, mengungkapkan bahwa proyeksi bagi industri asuransi syariah itu merupakan hasil kajian antara AASI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu). Hal ini disampaikan Tatang pada diskusi daring dengan tema “Masa Depan Wajah Industri Asuransi Syariah”, Juli 2021.

Tatang menjelaskan, saat ini pangsa pasar aset industri asuransi syariah baru sekitar Rp40 triliun atau 5 persen dari industri asuransi konvensional. Jika tahun 2030 aset asuransi konvensional tumbuh dua kali lipat, setidaknya aset asuransi syariah mesti tumbuh sampai 8 kali lipat untuk bisa mencapai pangsa pasar 20 persen-25 persen atau mendekati Rp300 triliun di 2030.

“Tetapi jika dijabarkan pertumbuhan secara tahunan, untuk mencapai nilai itu perlu pertumbuhan 30 persen per tahun. Maka dalam 9 tahun-10 tahun aset asuransi syariah bisa mencapai 8 kali lipat dari kondisi saat ini. Sehingga market share bisa mencapai 20 persen-25 persen. Bahkan, BKF Kemenkeu menantang untuk aset bisa tumbuh 10 kali lipat sampai dengan 2030. Itu kita usahakan tapi memang perlu usaha semua pihak,” kata Tatang.

Mengacu data OJK, total aset industri asuransi syariah tahun 2020 turun 2,23 persen year on year (yoy) menjadi Rp44,44 triliun, yang dipengaruhi oleh penurunan investasi sebesar 6,29 persen. Hal itu dikarenakan portofolio investasi asuransi syariah didominasi oleh investasi di pasar modal, sehingga terdampak penurunan kinerja dari pasar modal Indonesia. Kondisi itu tecermin dari aset industri asuransi jiwa syariah yang susut 3,12 persen yoy, menjadi Rp36,31 triliun.

Sedangkan aset asuransi umum syariah, di tahun yang sama masih mampu tumbuh tipis 1,88 persen yoy menjadi Rp6,01 triliun. Diikuti pertumbuhan aset dari perusahaan reasuransi syariah sebesar 2,22 persen yoy menjadi Rp2,10 triliun. Kendati total aset cenderung turun, kontribusi bruto masih mampu meningkat 3,84 persen yoy menjadi Rp17,34 triliun. Tatang menerangkan, proyeksi mengenai pangsa pasar itu sangat terbuka untuk dicapai.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subbagian Pengembangan dan Kelembagaan Asuransi Umum dan Reasuransi Syariah–Direktorat IKNB Syariah OJK, Nia Sevy Rakhmawati, mengatakan bahwa asuransi syariah masih memiliki potensi yang besar seiring dengan penetrasi yang juga masih rendah.

Berdasarkan perhitungan AASI, kondisi asuransi syariah saat ini seperti wilayah Jonggol yang masih tertinggal padahal memiliki potensi luar biasa untuk berkembang, dibandingkan wilayah Cibubur. “Nilai ekonomis wilayah Cibubur sudah lebih besar karena dikelola dengan baik. Tapi Jonggol sebenarnya punya lahan lebih luas untuk digarap. Kalau bisa dioptimalkan melalui infrastruktur dan regulasinya, tentu Jonggol bisa menjadi kota yang memiliki nilai ekonomi lebih besar dibandingkan Cibubur,” ungkap Tatang.

Dirinya juga menjelaskan, saat ini banyak perusahaan asuransi syariah yang masih tertidur. Dorongan spin off dan permodalan, diharapkan bisa mendongkrak gairah industri asuransi syariah di masa mendatang. Hal itu bisa saja terjadi, meskipun diproyeksi jumlah pemain juga akan semakin menyusut.

“Tantangan market share aset sampai 20 persen-25 persen itu memungkinkan digarap meskipun dengan pemain lebih sedikit. Tapi hal itu perlu mengoptimalkan setiap penyelenggara asuransi syariah, jangan cuma punya izin tapi tidak beroperasi dengan optimal,” kata Ketua AASI ini. Ayyi Achmad Hidayah

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Astra bersama 12 Besar Finalis #AksiMudaIndonesia Siap Bawa Perubahan Berkelanjutan
Next Post Reliance Sekuritas: IHSG Terus Menguat

Member Login

or