Pasar Senen, Jakarta kembali mengalami kebakaran. Kali ini kejadiannya di hari Kamis, tanggal 19 Januari 2017, dini hari, menjelang waktu subuh. Kepala Sub bagian Humas Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Suyatno kepada wartawan mengatakan bahwa kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Berdasarkan keterangan saksi mata dan penyelidikan sementara, api berasal dari lantai dasar Blok II. Diduga api berasal dari hubungan arus pendek listrik. Sekitar pukul 04.15 WIB petugas keamanan pasar melaporkan kejadian tersebut kepada petugas piket Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat dan Polsek Senen.
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Subejo mengatakan bahwa laporan diterima pukul 04.20 WIB dan petugas tiba di lokasi sekitar pukul 04.28 WIB. Hingga Kamis malam dikerahkan 70 mobil pemadam kebakaran dan melibatkan sekitar 600 petugas gabungan. “Kami kesulitan mendekat ke titik api karena banyak rolling door yang masih tertutup. Selain itu konstruksi bangunan yang tua juga membuat petugas kami lebih waspada. Keselamatan petugas tetap menjadi prioritas,” jelasnya.
Informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Jumat, 20 Januari 2017, jumlah kios yang terbakar di lantai 1-4 Blok I dan Blok II, mencapai 1.691 kios. Hingga Jumat malam atau lebih dari 38 jam semenjak api berkobar, petugas pemadam kebakaran masih melakukan pendinginan dengan menyemprotkan air di Blok I dan Blok II. Kepala Seksi Operasional Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Mulyanto menjelaskan bahwa sejak Jumat pukul 16.00 WIB, petugas melakukan pendinginan dengan menyisir lokasi khususnya di lantai tiga Blok I. Di Blok II yang diduga merupakan asal sumber api, hingga Jumat sore masih terlihat nyala merah bara api.
Menurut Koordinator Trade Center PT Jaya Real Property, anak usaha PT Pembangunan Jaya, dari sisi keamanan gedung ini dilengkapi dengan alarm, detektor asap, dan hidran. Namun tidak dilengkapi dengan sprinkler. Gedung tersebut dibangun tahun 1974, sedangkan aturan keamanan yang mengharuskan gedung dilengkapi dengan sprinkler baru ada di tahun 1980-an.
Kebakaran kali ini, menurut Pembina Persatuan Pedagang Pakaian Bekas Seluruh Indonesia Marihot Sitompul, berdasarkan pendataan yang dilakukan, mengakibatkan sekitar 2.600 orang yang kehilangan toko, lapak, serta konter di Blok I dan Blok II Pasar Senen. Dia memperkirakan kerugian yang dialami pedagang lebih dari Rp200 miliar, dengan perhitungan berdasar omzet pedagang yang diperkirakan sekitar Rp100 juta per hari. “Itu perhitungan kasar kami. Selain pedagang yang memiliki kios, di pasar ini juga ada lapak dan konter di koridor pasar,” katanya kepada wartawan, 20 Januari 2017.
Terkait dengan kebakaran di Pasar Senen ini, Presiden Direktur PT Reasuransi Tugu (TuguRe) Moro W Budhi yang merupakan Ketua KARK (Konsorsium Asuransi Risiko Khusus) mengatakan, perkiraan loss dari asuransi sekitar Rp4 miliar. Menurutnya itu baru perkiraan kasar, karena belum dapat dilakukan penilaian yang menyeluruh. Saat dihubungi Mucharor Djalil dari Media Asuransi, Moro menjelaskan bahwa kecilnya perkiraan loss, karena KARK tidak meng-cover seluruh kios Blok I dan Blok II Pasar Senen yang terbakar. “Masih ada yang mengasuransikan secara sendiri-sendiri, seperti halnya asuransi rumah. Pasar Senen ini termasuk pasar-pasar yang telah direvitalisasi, tetapi masih kategori tradisional. Belum ada AC sentral, sehingga masing-masing mengusahakan sendiri. Hal ini justru lebih berisiko terhadap arus pendek hubungan listrik,” katanya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa loss ratio KARK atas pasar seluruh Indonesia, mencapai sekitar 80 persen.
Kebakaran ini bukan yang pertama terjadi di pasar Senen. Berdasar data yang dilansir Antara News menunjukkan bahwa mulai beroperasi sejak tahun 1766, secara bertahap pasar ini dibuka sepekan penuh dan direvitalisasi pada era pemerintahan Gubernur Ali Sadikin ini, telah sembilan kali terbakar semenjak tahun 1970-an. Pertama, 15 Januari 1974 kebakaran melanda Pasar Senen dalam peristiwa yang dikenal dengan sebutan Malapetaka 15 Januari (Malari). Saat itu, mahasiswa mendemo kedatangan Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei ke Jakarta. Pasar Senen menjadi salah satu pusat kerusuhan yang diakibatkan oleh tragedi itu.
Kebakaran kedua, api kembali melahap kawasan Pasar Senen pada 23 November 1996. Kejadian tersebut menghanguskan 750 kios di Blok IV dan V. Ketiga, Pasar Senen kembali mengalami kebakaran pada 27 Januari 2003. Kali ini si jago merah melalap 300 kios yang berada di Blok IV dan Blok IV B. Keempat, kebakaran terjadi 23 Maret 2009 melanda pasar yang berlokasi dekat dengan terminal Senen. Api melahap toko yang banyak menjual buku-buku dan barang-barang lainnya. Kelima, Pasar Senen kembali terbakar pada 11 Maret 2010. Api melalap 2.337 kios yang menjual tas, sepatu dan pakaian. Sumber api dari perbatasan Blok IV dan V Gedung Proyek Pasar Senen.
Keenam, kebakaran hebat terjadi di Pasar Senen pada 25 April 2014. Api mulai membara pada Jumat pukul 04.20 WIB. Kebakaran tersebut diduga akibat hubungan arus pendek listrik di lantai 2 Blok III. Api yang melahap sekitar 20 jam itu melahap 3.000 kios. Ketujuh, kebakaran kali ini terjadi di Pasar Poncol yang masih dalam kawasan Pasar Senen, 19 September 2016. Api diduga berasal dari hubungan arus pendek listrik. Sebanyak 29 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Setelah dua jam membara, si jago merah membakar enam kios di wilayah tersebut. Kedelapan, kebakaran terjadi pada 15 November 2016 pukul 00.30 WIB di lantai 3 Pasar Senen. Hubungan arus pendek diduga menjadi penyebab kebakaran yang menghangus tiga toko. Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran didatangkan untuk memadamkan api. Kesembilan, kebakaran terjadi tanggal 19 Januari 2017 di Blok I dan Blok II. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News