Toko Semakin Ramai Semenjak Jadi Agen
Banyak keuntungan yang diperoleh dengan menjadi Agen Laku Pandai BTPN Wow! Demikian pengakuan Sri Wulandari (42 tahun), Agen Laku Pandai BTPN Wow! Yang beralamat di Puten Bumiaji, Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Dia menjadi agen Laku Pandai sejak April 2016. Selama empat bulan terakhir, dia telah mendapatkan fee dengan nilai total Rp800 ribu dan mendapatkan handphone yang merupakan program gebyar rutin diberikan oleh BTPN setiap enam bulan sekali, dengan syarat agen harus mampu mengakuisisi 20 nasabah baru. Selain itu toko kelontong yang dikelolanya semakin ramai dikunjungi warga yang berbelanja maupun melakukan kegiatan keuangan, khususnya menabung.
Kisah Sri Wulandari menjadi agen Laku Pandai dimulai saat dia mendapat kunjungan seorang karyawan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang lantas menawarinya untuk menjadi Agen BTPN Wow!. “Saya ditawari (jadi agen). Dijelaskan panjang lebar, katanya tidak ribet. Daftarnya cuma bawa KTP dan handphone, dan tidak ada pungutan biaya,” katanya saat berbincang di rumahnya dengan wartawan perbankan dari Jakarta yang difasilitasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 27 Agustus 2016.
Setelah menjadi Agen BTPN Wow!, dia mendapatkan nasabah dengan cara menawari pelanggan Toko Barokah yang dikelolanya untuk menabung. Sri baru sekitar tiga tahun menempati rumahnya yang sekarang, sekalian menjalankan usaha toko kelontong. “Saya beli rumah ini sudah ada tokonya, kecil. Kemudian kami renovasi rumah berikut tokonya, diperbesar dan dilanjutkan usaha toko tersebut,” jelasnya.
Salah satu berkah menjadi agen Laku Pandai, saat ini tokonya semakin ramai. “Karena orang yang dulunya tidak belanja di sini, sekarang banyak yang belanja di sini. Mereka belanja sekalian menabung,” kata Sri Wulandari sambil tersenyum.
Toko kelontong itu merupakan diversifikasi usaha, karena sebelumnya dia sudah memiliki vila, yang terus berkembang sampai sekarang. Bahkan saat ini dia berancang-ancang untuk menambah unit vilanya. Jauh hari sebelum membuka toko kelontong di rumah, Sri Wulandari sudah punya usaha berupa vila yakni The Viewyang berada di kawasan wisata Songgoriti, Kota Batu, Malang.
Begitu dia menjadi agen Laku Pandai BTPN Wow! pada April 2016, nasabah pertamanya adalah para karyawan The View. “Karyawan Hotel The View ada yang menabung Rp5 ribu, ada yang Rp10 ribu. Mereka senang karena tidak ada potongan apapun,” tuturnya. Setelah empat bulan menjadi agen Laku Pandai, Sri kini memiliki 42 nasabah. Sebagian besar adalah tetangganya di Dusun Gempol.
Mayoritas nasabahnya ini pun tidak pernah melakukan penarikan tunai. Artinya, seluruh nasabahnya selama ini hanya melakukan kegiatan setor tunai alias menabung. Menurutnya, dari 42 orang nasabah saat ini, nilai setoran tabungannya bervariasi. Ada yang menabung Rp5 ribu sekali setor, namun ada juga yang sekali setor nilainya mencapai ratusan ribu rupiah. “Ada lima orang nasabah saldonya sekitar
Rp1 juta. Orangnya punya usaha pengepakan apel,” tuturnya.
Sri Wulandari mengajak pelanggan yang berbelanja di tokonya untuk menyisihkan dananya sebagian ke rekening BSA. “Pelanpelan memang kita edukasi supaya mereka mau menabung. Karena langganan, mereka percaya sama saya,” jelas dia. Sejauh ini Sri mengaku belum menemui hambatan yang berarti. “Saya justru senang karena sales BTPN sering datang dan mendengarkan keluhan-keluhan saya,” tambahnya
“BTPN minimal dua minggu sekali, melakukan kontrol ke agen,” jelas Head of Product BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo, saat mendampingi Sri Wulandari berbincang dengan Media Asuransi dan para wartawan dari Jakarta. Achmad menjelaskan kontrol tersebut dalam rangka memperhatikan apakah branding BTPN Wow! masih sesuai regulasi atau tidak. Jika ternyata tidak sesuai, maka BTPN akan melakukan pembenahan.
Menurutnya, para agen Laku Pandai tersebut dapat kebutuhan nasabah untuk pembayaran listrik, pembukaan rekening, tarik tunai, dan setor tunai. Dari pengamatannya dari 10 kali transaksi ada tujuh kali setor dan tiga kali menarik dana. “Jadi memang kebanyakan mereka yang mau
menabung dalam skala kecil di laku pandai ini,” ungkap Achmad.
Layanan agen Laku Pandai membantu masyarakat unbankable untuk mulai menabung dengan basic saving account (BSA), dengan simpanan maksimal sebesar Rp10 juta. Hal ini otomatis menjadi pintu masuk nasabah untuk naik kelas menggunakan produk reguler untuk tabungan dan pinjaman. “Setelah mulai kenal BTPN lewat laku pandai lalu masyarakat mulai datang ke kantor kami untuk buka tabungan reguler ataupun jadi debitur. Di daerah Jatim Selatan misalnya nasabah tabungan yang naik kelas sudah cukup banyak,” lanjutnya. Jumlah nasabah yang naik kelas dari tabungan BSA menjadi reguler saving account, mencapai lima persen dari total 50 ribu di kawasan Jatim Selatan. Target nasabah BSA di kawasan ini mencapai 100 ribu di akhir tahun 2016.
Achmad Nusjirwan Sugondo mengatakan bahwa dari sekitar 35 ribu agen Laku Pandai BTPN Wow! Sebagian besar memiliki usaha jualan pulsa dan sisanya merupakan campuran dari toko kelontong dan lainlain. Pihaknya akan membuka peluang bagi agen aktif untuk memberikan kredit melalui program laku pandai. Program ini akan diberikan kepada agen tertentu yang plafonnya memenuhi persyaratan dalam berbagai klasifikasi. “Minimal aktif selama enam bulan untuk kredit, nanti kita akan berikan naikkan supaya dapat memberikan kredit dengan tipe agen A, B, C, serta D. Kami masih menyiapkan skemanya,” ujar dia.
Manajemen BTPN menargetkan penambahan nasabah dari agen Laku Pandai BTPN Wow! mencapai lima juta nasabah.
Data per Juni 2016, jumlahnya baru mencapai sekitar 700 ribu nasabah dengan jumlah agen yang mencapai 35 ribu agen. Khusus Kabupaten Malang, terdapat 750 agen dan 15 ribu nasabah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2016 menunjukkan, jumlah bank peserta Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif) mencapai mencapai 13 bank yaitu Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, BTPN, BCA, Bank Sinarmas, BPD Kaltim, Bukopin, BRI Syariah, Bank Sahabat Sampoerna, BJB, dan Bank Jateng. Jumlah total agen yang tercatat sebanyak 104.700 agen dengan jumlah nasabah penabung sebesar 1.626.068 dengan nilai simpanan sebanyak Rp63,7 miliar. S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News