1
1

Prudential Indonesia Asuransi Syariah untuk Semua

    Memasuki 10 tahun beroperasi di pasar asuransi jiwa syariah, PT Life Assurance (Prudential Indonesia) telah mencatat lebih dari 510 ribu polis syariah yang aktif, serta aset dana perusahaan dan dana tabarru’ sebesar Rp3,4 triliun. Jumlah tenaga pemasar yang telah mengantongi lisensi syariah mencapai lebih dari 98 ribu orang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
“Dari 510 ribu polis yang aktif itu, sebagian dimiliki oleh nasabah non muslim. Jumlah nasabah non muslim justru lumayan besar. Nasabah, punya persepsi bahwa asuransi syariah lebih adil, lebih transparan, dan punya return yang lebih baik. Sebagian dari agen yang berlisensi syariah juga non muslim,” kata Corporate Marketing, Communications, and Sharia Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo, saat ditemui usai acara buka puasa bersama di Jakarta, 6 Juni 2017.
Mengenai tanggapan calon nasabah terhadap produk asuransi syariah, menurut Nini cukup beragam. “Ada yang belum beli karena melihat belum banyak yang beli sehingga asumsi mereka, asuransi syariah belum menarik. Ada juga yang bilang produknya complicated,” katanya. Walau demikian, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Prudential melihat Indonesia sebagai negara dengan potensi pertumbuhan asuransi syariah yang tinggi.
Terkait dengan preferensi masyarakat Indonesia terhadap keuangan syariah, Prudential Indonesia mengadakan survei beberapa waktu lalu. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 100 orang muslim, 10-15 persen itu orang-orang yang dapat dikategorikan religious moslems. Kemudian 10-15 persen lainnya adalah orangorang yang ‘cuek’, mau produk apapun tidak peduli. Sedang yang di tengah-tengah sekitar 70-80 persen adalah orang-orang yang moderat. “Nah cara bicaranya memang berbeda ke masing-masing kelompok ini, baik ke kelompok yang religious moslems, kelompok yang tidak pedulian, atau kelompok ketiga yang saya sebut dengan istilah modern moslems ini,” jelasnya.
Sebagai contoh, untuk kelompok yang terbanyak ini, cara berpikir mereka adalah tidak peduli mau yang jual orang Islam atau tidak, yang penting produknya bagus atau tidak. Kemudian sesuai kebutuhan dia atau tidak, aksesnya gampang atau tidak. Jika unitlink, performance dari fund-nya itu baik atau tidak. “Mereka ini tidak peduli produknya syariah atau non syariah. Mereka akan beli produk syariah kalau hasilnya, service-nya, aksesnya, serta profesionalitas agennya itu minimal sama dengan yang konvensional atau bahkan lebih baik. Jadi mereka ini benar-benar memikirkan benefit yang didapat,” tutur Nini.
Oleh karena itu, Prudential Indonesia merasa perlu untuk memastikan para agen dan tenaga pemasar di jalur distribusi lainnya telah benar-benar menguasai produk syariah. Namun kemampuan itu saja tidak cukup karena tetap harus memperhatikan prospek yang dituju, misalnya untuk generasi milenial tentu saja cara bicara dan pendekatannya berbeda dengan generasi sebelumnya. “Kalau dengan generasi milenial, ya… kita bicara dengan bahasa anak-anak muda sekarang. Kemudian harus aktif menggunakan sosial media,” katanya.
Dalam kesempatan sebelumnya Nini juga menyampaikan bahwa selain masalah penyampaian yang tepat, hambatan yang pertama ditemui adalah masalah penggunaan bahasa. “Barier pertama setiap kali saya ketemu orang adalah bahasanya. Banyak istilah-istilah dalam bahasa Arab yang tidak semua orang mengerti arti atau maksudnya,” kata dia. Istilah ini sering menjadi masalah. Oleh karena itu, menurutnya jika istilah itu ditulis dalam brosur, mesti ada penjelasannya dalam bahasa Indonesia. “Misalnya pakai dalam kurung, dijelaskan arti atau maksudnya apa, secara ringkas,” tuturnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad saat membuka acara Keuangan Syariah Fair (KSF) di 2017 di Semarang, Jawa Tengah, 12 Mei 2017 mengingatkan bahwa membuka akses bagi masyarakat terhadap keuangan syariah di daerah-daerah, menjadi tantangan bagi industri keuangan syariah di tanah air. Di sisi lain, para pelaku industri ini juga harus menyampaikan langsung kepada masyarakat mengenai keunggulan produk dan jasa keuangan syariah, serta memberikan pengalaman langsung kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia. “Perlu dikenalkan dan diberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang keunggulan produk dan jasa keuangan syariah yang sudah ‘sama bagusnya, sama lengkapnya, dan sama modernnya’, sebagaimana produk jasa keuangan konvensional,” tandas Muliaman saat itu.
Sebagai bagian dari upaya untuk menyediakan produk asuransi syariah yang selengkap asuransi konvensional, Prudential Indonesia meluncurkan PRUprime healthcare syariah, di Jakarta pada tanggal 27 April 2017. PRUprime healthcare syariah tersedia sebagai manfaat tambahan (rider) untuk produk PRUlink syariah assurance account. Menurut Country CEO Prudential Indonesia Rinaldi Mudahar, produk syariah ini diluncurkan untuk melengkapi produk PRUprime healthcare versi konvensional yang telah diluncurkan pada tanggal 20 Februari 2017.
Beberapa bulan sebelumnya Prudential Indonesia juga meluncurkan perlindungan asuransi tambahan (riders) untuk asuransi syariah, yakni PRUlink hospital & surgical cover plus syariah dan PRUlink early stage payor syariah. Kedua perlindungan tambahan ini diluncurkan dalam acara Gebyar Syariah Prudential yang diselenggarakan di Jakarta, 29 Oktober 2016. Kedua produk inovatif tersebut untuk mendukung produk asuransi dasar PRUlink syariah assurance account yang telah diluncurkan pertama kali pada tahun 2007.
Dalam kesempatan yang sama, Prudential Indonesia menawarkan jenis investasi baru, yakni PRUlink syariah rupiah asia pacific equity fund, merupakan yang pertama dikeluarkan oleh perusahaan asuransi jiwa di Indonesia. Dananya akan diinvestasikan di berbagai perusahaan yang memiliki saham berbasis syariah yang terdaftar di pasar modal Asia Pasifik, termasuk di China, Hongkong dan Australia, kecuali Jepang.
Dengan aneka produk s yariah yang dimiliki, tak berlebihan jika Prudential Indonesia Syariah tetap mampu menjaga posisinya sebagai market leader asuransi jiwa syariah di tanah air. Berdasar data Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA), di tahun 2016 lalu Prudential berhasil membukukan kontribusi bruto sebesar Rp2,19 triliun. Dengan kontribusi bruto sebesar itu, Prudential menduduki posisi teratas market leader asuransi jiwa syariah dengan market share mencapai 47,59 persen. Kini, dengan tema “Syariah Untuk Semua’ maka di masa mendatang Prudential Indonesia Syariah masih akan menjadi yang terbesar di industri ini. S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Industri Asuransi Segera Miliki Pusat Pelatihan
Next Post Malam Penghargaan Insurance Award 2017 Media Asuransi

Member Login

or