Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menetapkan Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘A+(idn)’ untuk obligasi yang akan diterbitkan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA, BB-/A+(idn)/Stabil) senilai hingga Rp1,0 triliun.
“Surat utang yang akan diterbitkan tersebut diperingkat pada tingkat yang sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang BUMA karena obligasi tersebut merupakan obligasi senior tanpa jaminan,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 2 September 2024.
BUMA akan menggunakan dana dari obligasi yang diterbitkan untuk melunasi obligasi domestik senilai Rp423 miliar yang jatuh tempo pada Januari 2025 dan untuk membiayai belanja modal dan modal kerja.
Outlook stabil pada peringkat BUMA mencerminkan ekspektasi Fitch bahwa EBITDA net leverage dan profil keuangan keseluruhan perusahaan akan tetap konsisten dengan peringkatnya, meskipun leverage meningkat menjadi 3,0x pada tahun 2024-2025 (2023: 1,7x).
|Baca juga: Pefindo Tegaskan Peringkat Bukit Makmur Mandiri Utama idA+
“Perkiraan leverage BUMA mempertimbangkan ekspektasi kami akan EBITDA yang lebih rendah selama tahun 2024-2025 karena volume dan margin yang lebih lemah, sebagai akibat dari harga batu bara yang lebih rendah.”
Peringkat BUMA didasarkan pada Profil Kredit Standalone, yang akan setara dengan profil kredit induknya, PT Delta Dunia Makmur Tbk, jika tidak ada kepemilikan atas operasi utama lain selain BUMA dan tidak ada utang tambahan di BUMA, sesuai dengan Kriteria Pemeringkatan Parent and Subsidiary Linkage milik Fitch.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Fitch memperkirakan EBITDA net leverage BUMA akan meningkat menjadi 3,0x selama 2024-2025 (2023: 1,7x), terutama didorong oleh EBITDA yang lebih rendah.
“Kami memperkirakan volume overburden removal dan margin yang lebih rendah mulai tahun 2024, berdasarkan ekspektasi kami terhadap harga batu bara yang lebih lemah.”
Fitch memperkirakan volume overburden removal BUMA Indonesia pada tahun 2024 akan stabil pada level tahun 2022 sekitar 435 juta bank cubic meter (mbcm). Hal ini menyusul lonjakan 10% pada tahun 2023 menjadi 472mbcm, yang kemungkinan besar disebabkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi yang mendorong penambang batu bara untuk meningkatkan produksi.
“Kami juga memperkirakan EBITDA margin BUMA akan turun menjadi 15% pada tahun 2024-2025, dari 18% pada tahun 2023. Kami menilai bahwa BUMA memiliki fleksibilitas biaya dan belanja modal yang cukup untuk mempertahankan profil keuangannya, bahkan jika volume dan margin turun di bawah ekspektasi kami.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News