1
1

Garuda (GIAA) Ajukan Proposal Restrukturisasi Kredit, Ini Rinciannya

Salah satu armada Garuda Indonesia. | Foto: garuda-indonesia.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengajukan proposal restrukturisasi kepada lessor dan debitur, mencakup penawaran dan pengelolaan kewajiban bisnis. Proposal juga akan diselaraskan dengan momentum pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh mitra bisnis Garuda Indonesia.

Proposal ini nantinya kan ditinjau secara komprehensif oleh pihak yang bersangkutan sebagai basis pertimbangan proses restrukturisasi yang akan dijalankan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa penyampaian proposal ini merupakan bagian dari proses restrukturisasi dan pemulihan Garuda Indonesia.

“Penyampaian skema proposal restrukturisasi ini menjadi langkah awal dari keseluruhan proses restrukturisasi dan menjadi momentum penting dalam upaya kami untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang lebih adaptif, efisien, dan profitable,” kata Irfan dalam siaran persnya, yang dikutip Jumat, 19 November 2021.

Dia menjelaskan, proposal tersebut memuat rencana jangka panjang bisnis Garuda serta sejumlah penawaran dalam pengelolaan kewajiban bisnis kami dengan para lessor, kreditur, dan para pemasok utamanya.

Proposal ini disampaikan dalam kanal digital yang dapat diakses secara real time oleh seluruh lessor, kreditur, maupun pihak terkait lainnya mengacu pada ketentuan non-disclosure agreement yang telah disepakati seluruh pihak.

Proposal ini juga nantinya akan diselaraskan dengan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan PT Mitra Buana Korporindo (MBK) senilai Rp4,16 miliar di Pengadilan Niaga Jakarta yang saat ini tengah berproses.

Di samping itu, perusahaan juga telah berkoordinasi dengan tim restrukturisasi dan advisors untuk melakukan koordinasi intensif bersama pihak lessor dan kreditur untuk menjawab dan mempelajari setiap feedback yang disampaikan kepada perusahaan atas skema proposal ini dan segera melakukan tindak lanjut negosiasi agar dapat memperoleh kesepakatan terbaik.

“Dukungan lessor dan kreditur tentunya memiliki makna penting bagi kami dalam mendukung upaya transformasi mindset bisnis yang lebih adaptif dan resilient dalam menjawab tantangan industri di masa depan,” jelasnya.

|Baca Juga: IFG Life Teken Kerja Sama dengan BTN dan Mandiri Inhealth

Sebelumnya, manajemen Garuda Indonesia dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan total seluruh utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) bisa turun menjadi US$3,69 miliar atau setara dengan Rp52,39 triliun (asumsi kurs Rp14.200/US$).

Dari jumlah utang tersebut, utang lessor (penyewa pesawat) tercatat mencapai US$9 miliar atau setara Rp128 triliun.

Dalam bahan paparan yang disampaikan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo di rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, terdapat beberapa opsi yang akan ditawarkan kepada beberapa kreditor dan lessor.

Targetnya akan dilakukan pengurangan jumlah utang kisaran 70%-85% untuk masing-masing kreditor. Tiko menegaskan bahwa untuk masing-masing kreditor ini akan mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda untuk setiap kreditornya.

Secara rinci, utang perusahaan dalam bentuk pajak dan gaji karyawan tidak akan dikurangi sama sekali, namun akan dibayarkan secara bertahap.

Selanjutnya untuk kreditur secured alias kredit dengan jaminan, akan diselesaikan melalui collateral settlement, namun tidak akan mengalami penurunan tingkat utang.

Utang yang tidak akan mengalami penurunan jumlah lainnya adalah utang dalam bentuk Obligasi Wajib Konversi (OWK) seluruhnya akan dikonversi menjadi ekuitas.

|Baca Juga: Garuda Indonesia Ditargetkan Bebas Utang 2023, Ini Rencananya

Selanjutnya untuk kreditor dari BUMN, yakni Bank Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara), PT Pertamina, PT Airnav Indonesia dan PT Gapura Angkasa, penawaran yang diberikan adalah dengan mengajukan zero coupon bond dengan tenor selama 20 tahun.

Sedangkan untuk operator bandara, PT Angkasa Pura 1 dan 2 serta vendor usaha lainnya akan ditawarkan untuk zero coupon bond dan debt to equity swap di Garuda.

Bentuk restrukturisasi ini juga ditawarkan kepada utang dalam bentuk sukuk global dan KIK-EBA, serta pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Ekspor-Impor (LPEI) dan bank-bank swasta.

Utang dalam bentuk tunggakan dan klaim kepada lessor, langkah penyelesaian yang ditawarkan adalah dengan hair cut dan penawaran ekuitas di Garuda. Hal yang sama juga ditawarkan kepada lessor yang pembelian pesawatnya dibatalkan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IFG Life Teken Kerja Sama dengan BTN dan Mandiri Inhealth
Next Post Erajaya (ERAA) Buka 148 Gerai Baru, Segini Dana yang Dihabiskan

Member Login

or