Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di ‘BBB’. Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang di ‘AAA(idn)’. Outlook adalah Stabil.
“Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi paling rendah terhadap risiko gagal bayar dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 7 Mei 2025.
Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional dari Fitch, peringkat ini ditetapkan terhadap risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Untuk profil likuiditas yang tergolong kuat, “+” ditambahkan ke peringkat yang ditetapkan.
|Baca juga: Laba BRI Insurance 2024 Melonjak 45,36%, Tembus Rp702 Miliar
Profil Kredit Standalone BRI, seperti yang ditunjukkan oleh Peringkat Viabilitas (VR), mencerminkan posisi pasar yang kuat dan franchise microfinance yang sudah terbentuk, yang secara historis telah menghasilkan profitabilitas dan kapitalisasi yang tinggi secara konsisten. Hal ini diimbangi oleh risiko yang lebih tinggi yang terdapat pada segmen peminjam inti. Risiko ini menjadi hambatan bagi profil risiko dan kualitas aset BRI.
Fitch memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 4,9% pada 2025 dan 4,7% pada 2026, meskipun ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian kebijakan domestik menimbulkan risiko penurunan. Eksposur ekspor Indonesia ke AS relatif rendah, tetapi terdapat efek sekunder yang dapat membebani peluang pertumbuhan di sektor perbankan.
“Meski demikian, kami memproyeksikan pertumbuhan kredit sistem mendekati 10% dan margin pinjaman hanya akan tertekan secara moderat saat Bank Indonesia menurunkan lagi suku bunga acuan sebesar 25bp pada 2025, setelah penurunan 50 bp selama setahun terakhir.”
|Baca juga:BRI Danareksa dan Bank BRI Hadirkan Layanan Investasi Terintegrasi
Rasio kredit bermasalah (NPL) dan rasio loan at risk BRI tetap lebih tinggi dari rata-rata industri, meskipun ada perbaikan berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir. Bank menetapkan tarif pinjaman mikronya kepada peminjam berpenghasilan rendah berdasarkan risiko, memastikan profitabilitas yang berkelanjutan.
“Namun, biaya kredit tetap secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan para pesaing. Menurut kami, keterbatasan penyangga keuangan dari segmen ini membuat bank rentan terhadap kerugian penurunan nilai yang lebih besar selama guncangan ekonomi.”
Fitch memperkirakan profitabilitas BRI akan tetap stabil karena net interest margin yang lebih rendah selama dua tahun ke depan diimbangi oleh sedikit percepatan di pertumbuhan kredit. Hal ini juga kemungkinan akan didukung oleh perbaikan dalam biaya kredit, karena cakupan kerugian pinjaman tetap memadai. Profitabilitas tinggi yang berkelanjutan adalah kekuatan utama dalam penilaian untuk BRI.
Rasio loan to deposit BRI meningkat menjadi 99% pada akhir 2024 (2023: 93%) karena pertumbuhan simpanan terus tertinggal dari pertumbuhan kredit, tren yang serupa pada semua pesaing utama dan di sistem perbankan.
“Kami memperkirakan likuiditas simpanan akan melonggar secara bertahap seiring dengan kebijakan moneter Bank Indonesia yang menjadi lebih akomodatif. Selain itu, struktur simpanan BRI yang granular dan rasio cakupan likuiditas sebesar 161% pada akhir 2024 menunjukkan profil pendanaan yang stabil.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

