Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk di ‘B+’. Outlook adalah Stabil.
Fitch juga telah mengafirmasi peringkat atas obligasi senior tanpa jaminan senilai US$350 juta yang jatuh tempo di tahun 2026 di ‘B+’, dengan Recovery Rating ‘RR4’.
Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang Japfa di ‘A(idn)’ dengan Outlook Stabil.
“Afirmasi peringkat ini mencerminkan ekspektasi kami bahwa EBITDA net leverage, setelah konsolidasi proporsional beberapa anak perusahaan, akan tetap di bawah 3,0x dalam jangka menengah, dengan penurunan harga bahan baku dan perbaikan permintaan unggas,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 23 Agustus 2024.
|Baca juga: Japfa Comfeed (JPFA) Siapkan Dana Rp350 Miliar untuk Buyback Saham
Net leverage membaik menjadi 2,0x pada 1H24 (2023: 3,6x) karena biaya bahan baku yang lebih rendah, sementara harga jual tetap stabil atau hanya sedikit turun di tengah permintaan yang kuat.
Kinerja operasional yang membaik dari Japfa Ltd. (JL), pemegang 55,4% saham Japfa, telah mengurangi tekanan penurunan peringkat pada Japfa. JL menghasilkan keuntungan pada 1H24, tidak termasuk Japfa, setelah dua tahun mengalami kerugian. Persediaan JL sebagian besar tetap terjaga dari African swine fever (ASF) baru-baru ini di Vietnam, yang mengurangi pasokan babi lokal, berkat standar biosecurity yang unggul.
Peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Pada saat yang bersamaan, Fitch menarik peringkat kelas utang senior tanpa jaminan Japfa karena sudah tidak relevan terhadap cakupan Fitch.
“Kami memperkirakan EBITDA margin akan tetap di sekitar 8,0% atau lebih (1H24: 11,5%, 2023: 6,4%), seiring dengan turunnya harga bahan baku utama, termasuk jagung dan soybean meal, dan meningkatnya permintaan unggas. Harga jagung lokal turun di 1H24 karena produksi dalam negeri yang lebih tinggi dan impor pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga pada tahun 2023. Sementara itu, harga soybean meal, yang diimpor oleh Japfa, menurun karena peningkatan produksi kedelai global.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News