1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Protelindo BBB Outlook Stabil

PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo atau Perseroan) merupakan pemilik dan operator menara independen untuk perusahaan- perusahaan komunikasi nirkabel di Indonesia. | Foto: protelindo.net

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing Issuer Default Rating (LT FC IDR) PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) di ‘BBB’. Pada saat yang bersamaan, Fitch Ratings Indonesia juga mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang dan Peringkat Nasional Senior Tanpa Jaminan di ‘AAA(idn)’. Outlook adalah Stabil.

“Outlook Stabil merefleksikan ekspektasi kami bahwa leverage Protelindo akan membaik ke bawah 4,5x di 2024 (2023: 4,5x) didukung oleh pertumbuhan kuat dari bisnis non-menara, yang kemungkinan akan mengimbangi pendapatan yang lebih rendah dari sewa menara yang tidak diperpanjang oleh PT Indosat Tbk (Indosat, BBB-/Stabil) dan pembagian untuk pemegang saham yang disiplin. Namun, belanja modal yang tinggi akan menahan EBITDA net leverage tetap tinggi di akhir 2023, walaupun perusahaan menargetkan penurunan leverage,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Fitch menjelaskan peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

|Baca juga: Protelindo Terbitkan Obligasi Rp1,1 Triliun untuk Refinancing

Fitch memperkirakan EBITDA net leverage Protelindo akan membaik ke bawah 4,5x pada tahun 2024, dimana kami akan mengambil tindakan pemeringkatan negatif jika leverage melebihi batas tersebut. Hal ini dikarenakan kami memperkirakan EBITDA meningkat, belanja modal stabil setelah 2023 dan pembagian hasil pemegang saham yang terukur.

Manajemen mengusahakan penurunan leverage, namun proses terhambat karena peningkatan belanja modal yang diakibatkan meningkatnya permintaan fiber dari perusahaan telekomunikasi. Fitch memperkirakan EBITDA net leverage akan tetap di sekitar 4,5x di 2023, dari 4,6x di 2022.

Perusahaan beroperasi dengan model build-to-suit dan belanja modal didukung oleh pemesanan sewa yang telah dikonfirmasi oleh penyewa yang akhirnya akan menghasilkan EBITDA tambahan, yang akan mendukung penurunan leverage secara bertahap.

Fitch memperkirakan Protelindo akan menjaga posisinya sebagai perusahaan kedua terbesar di sektor menara Indonesia yang terkonsolidasi. Tiga perusahaan menara terbesar – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), Protelindo dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, BBB-/AA+(idn)/Stabil) – mengontrol lebih dari 80% menara di Indonesia.

PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk, perusahaan yang memiliki menara terbanyak dari sisa pasar, memiliki sekitar 10.000 menara. Perusahaan menara lainnya di pasar memiliki skala yang lebih kecil dengan 1.000 sampai 3.000 situs, seperti PT Bali Towerindo Sentra Tbk (A-(idn)/Stabil) dan anak perusahaan EDOTCO di Indonesia.

Fitch memperkirakan pertumbuhan pendapatan Protelindo akan melambat ke 8% di 2023 (2022: 22%), dikarenakan oleh penurunan pendapatan pada segmen menara dan pemulihan yang lemah dari pertumbuhan sewa yang melambat dan tidak adanya kesempatan pertumbuhan organik yang signifikan. Kami memperkirakan EBITDA 2024 untuk tumbuh sebesar 7%, didukung oleh pertumbuhan kuat dari segmen non-menara, mengimbangi segmen menara yang melambat. “Kami memperkirakan EBITDA margin akan menurun secara bertahap ke sekitar 81% (2022: 84%) karena pendapatan non-menara yang memiliki margin lebih rendah.”

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kolaborasi BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
Next Post Rupiah Masih Akan Tertekan Sentimen Suku Bunga Bank Sentral AS

Member Login

or