Media Asuransi, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menawarkan kupon obligasi berkisar 6,90% hingga 7,30% dalam penerbitan obligasi berkelanjutan sebesar Rp700 miliar.
Dalam prospektus ringkas yang diterbitkan perseroan dikutip, Rabu, 7 Agustus 2024, Kereta Api Indonesia (KAI) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 senilai Rp700 miliar dan sukuk ijarah berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 senilai Rp300 miliar. Dengan demikian total surat utang yang akan diterbitkan oleh KAI adalah Rp1 triliun.
Dalam penerbitan obligasi berkelanjutan, KAI menawarkan 3 seri obligasi yaitu seri A senilai Rp67 miliar dengan kupon 6,90% dan tenor 3 tahun, seri B senilai Rp295,5 miliar dengan kupon 7,20% dan tenor 5 tahun, dan seri C sebesar Rp337,5 miliar dengan kupon 7,30% dan tenor 7 tahun.
Sementara itu, untuk sukuk ijarah dibagi menjadi tiga seri yaitu seri A senilai Rp62,50 miliar dengan imbalan Rp4,31 miliar per tahun dan tenor 3 tahun, seri B senilai Rp127,27 miliar dengan imbalan Rp9,16 miliar per tahun dan tenor 5 tahun, dan seri C senilai Rp110,23 miliar dengan imbalan Rp8,05 miliar per tahun dan tenor 7 tahun.
|Baca juga: Peringkat Kereta Api Indonesia (KAI) dan Obligasinya Ditegaskan idAAA Prospek Stabil
Dalam kesempatan terpisah, Pefindo menetapkan peringkat idAA- dengan prospek stabil untuk PT KA Properti Manajemen (KPRO). Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan yang kuat KPRO mendapat dukungan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI, idAAA/Stabil), posisi bisnis yang kuat didukung oleh pasar captive, dan profil keuangan KPRO yang kuat.
Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh risiko terkait ekspansi bisnis KPRO khususnya di segmen properti, dan paparan terhadap fluktuasi harga bahan baku. “Kami memandang kemungkinan yang terbatas bahwa peringkat akan meningkat selama 12-18 bulan ke depan, karena peringkat tersebut telah memperhitungkan ekspansi bisnis KPRO ke segmen properti melalui spin-off dari KAI.”
Pefindo dapat menurunkan peringkat jika spin-off gagal terwujud atau ekspansi bisnis setelah spin off tidak berjalan sesuai ekspektasi. Peringkat juga dapat diturunkan jika KPRO mengadopsi kebijakan keuangan yang secara signifikan lebih agresif untuk mencapai target pertumbuhannya, tercermin dari leverage yang jauh lebih tinggi dari yang diekspektasikan tanpa diimbangi oleh prospek pendapatan yang lebih kuat.
Peringkat juga dapat diturunkan jika terjadi perubahan merugikan pada tingkat kepentingan terhadap perusahaan induk. KPRO didirikan pada tahun 2009 untuk mengelola properti KAI. Kegiatan usahanya meliputi konstruksi, pengelolaan properti, perdagangan, dan pemeliharaan infrastruktur kereta api di Jawa dan Sumatera. Per 31 Desember 2023, pemegang sahamnya adalah KAI (99,63%) dan Yayasan Pusaka (0,37%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News