1
1

Harga Minyak Dunia dan Emas Global Kompak Ambruk, Ada Apa?

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia anjlok dalam perdagangan yang bergejolak pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan terjadi karena aksi jual terus berlanjut di pasar saham global.

Akan tetapi penurunan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran bahwa pembalasan Iran atas pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Teheran dapat menyebabkan perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Mengutip The Business Times, Selasa, 6 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent ditutup turun 51 sen atau 0,66 persen menjadi US$76,30 per barel, dengan harga sebelumnya diperdagangkan di sekitar level terendah sejak Januari. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 58 sen atau 0,79 persen menjadi US$72,94.

Pasar ekuitas anjlok dari Asia hingga Amerika Utara karena investor meninggalkan aset berisiko sambil bertaruh bahwa pemotongan suku bunga cepat oleh Federal Reserve akan diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

Harga emas turun

Di sisi lain, harga emas global menyusut pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) di tengah aksi ambil untung. Akan tetapi kekhawatiran resesi dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) membatasi penurunan lebih lanjut.

Prospek Pertumbuhan Prudential Turun Usai Penyesuaian Saham Minoritas di Malaysia

|Baca juga:  Jasindo Dorong Peningkatan Akses Keuangan Lewat Program EKI

|Baca juga: DAI-OJK Bakal Gelar Indonesia Insurance Summit 2024, Catat Tanggalnya!

Harga emas spot turun 0,1 persen menjadi US$2.439,94 per ons pada pukul 01.58 GMT. Harga emas berjangka AS naik 0,5 persen menjadi US$2.482,00. Sedangkan perak spot sedikit berubah menjadi US$28,55 per ons, platinum turun 0,76 persen menjadi US$950,60, dan paladium turun 0,8 persen menjadi US$884,73.

Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja pada Juli tidak memenuhi ekspektasi, dengan pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen, yang menunjukkan kemungkinan melemahnya pasar tenaga kerja dan kerentanan yang lebih besar terhadap resesi, yang memperkuat alasan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve pada 17-18 September.

Para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 70 persen bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September dibandingkan dengan peluang 11,5 persen seminggu sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Di pasar lain, pasar saham merosot dan obligasi menguat di Asia karena kekhawatiran bahwa AS bisa menuju resesi sehingga memicu penghindaran risiko massal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post ADCP Bersama PT ITJ Kelola Komersialisasi Aset Kawasan LRT CITY
Next Post Bank DBS Indonesia Salurkan Trade Financing Senilai US$50 Juta ke Permata Group

Member Login

or