1
1

Harga Minyak Dunia Menguat, Emas Dunia Tertekan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia naik sekitar US$1 per barel pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Penguatan terjadi di tengah kekhawatiran bahwa ketegangan di Timur Tengah dan invasi Rusia ke Ukraina dapat membatasi pasokan global.

Mengutip The Business Times, Selasa, 6 Februari 2024, minyak mentah berjangka Brent ditutup lebih tinggi sebesar 66 sen atau 0,9 persen menjadi US$78,22 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS ditutup di US$72,78 per barel, naik 50 sen, atau 0,7 persen. Kedua kontrak tersebut diperoleh pertama kalinya dalam empat sesi.

Para pedagang telah memantau dengan cermat situasi di Timur Tengah, di mana kemajuan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tampaknya sulit dicapai, yang mengindikasikan ketegangan di wilayah penghasil minyak tersebut akan terus berlanjut.

|Baca: BPJS Kesehatan Biayai Penyakit Kanker Total Capai Rp6,5 Triliun 

Amerika Serikat (AS) juga melanjutkan kampanyenya melawan Houthi di Yaman, yang serangannya terhadap kapal telah mengganggu jalur perdagangan minyak global. Sedangkan di Rusia, dua pesawat tak berawak Ukraina menyerang kilang minyak terbesar di selatan negara itu, kata seorang sumber di Kyiv.

“Serangan terhadap pasokan minyak Rusia mulai berdampak buruk,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC yang berbasis di New York.

Harga emas dunia melemah

Sementara itu, harga emas dunia melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pelemahan lantaran dolar AS dan imbal hasil treasury melonjak setelah laporan pekerjaan AS yang meledak-ledak memupus harapan penurunan suku bunga lebih awal dari Federal Reserve.

Harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi US$2.036,96 per ons pada pukul 02.15 GMT. Sedangkan emas berjangka AS datar di US$2.053,50 per ons. Sementara itu, perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$22,61 per ons, platinum merosot 0,3 persen menjadi US$893,69, dan paladium turun 0,8 persen menjadi US$939,26.

Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu menolak gagasan penurunan suku bunga di musim semi. Namun menyuarakan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke target bank sentral sebesar dua persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Tergelincir Akibat Lonjakan Imbal Hasil Obligasi
Next Post ESSA Industries Indonesia Cetak Pendapatan US$345 Juta, Anjlok 53%

Member Login

or