Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpeluang tertekan seiring dengan sentimen kenaikan suku bunga AS.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah hari ini terhadap dolar AS karena sentimen kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif. “Tapi pergerakan rupiah mungkin masih dalam fase konsolidasi di kisaran terbatas,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 19 April 2022.
Dinihari tadi, salah satu anggota pemegang hak suara kebijakan moneter Bank Sentral AS, James Bullard, mengatakan bahwa peluang kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin terbuka pada rapat berikutnya dan kemungkinan suku bunga acuan AS bisa menjadi 3,5% di akhir tahun ini. Kalau ini terjadi, skenario ini lebih agresif dibandingkan dengan perkiraan pasar saat ini yang memperkirakan di akhir tahun mungkin menjadi 2,00%-2,25%.
|Baca juga: Cadangan Devisa Maret 2022 Tercatat 139,1 Miliar Dolar
Tapi di sisi lain, jelas Ariston, dari dalam negeri, minat investor yang tinggi terhadap pasar keuangan Indonesia dan surplus neraca perdagangan Indonesia masih bisa menahan pelemahan.
Hari ini BI akan merilis hasil rapat moneternya yang mungkin tidak menaikan suku bunga acuannya. Tapi BI mungkin akan menyuarakan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bisa saja menyatakan kesiapsediaannya mengetatkan kebijakan moneter bila tekanan inflasi berlanjut.
Sikap BI ini bisa menetralisir dampak negatif ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif terhadap nilai tukar rupiah/dolar AS. “Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.370, sementara potensi penguatan ke kisaran Rp14.340.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,17% ke level Rp14.356, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,05% ke level Rp14.356.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News