Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) di ‘AA+(idn)’. Outlook Peringkat Nasional Jangka Panjang adalah stabil. Peringkat Nasional Jangka Pendek juga diafirmasi di ‘F1+(idn)’.
Peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar inheren hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.
“Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 28 Oktober 2024.
|Baca juga: BTN Siapkan Strategi Dukung Program 3 Juta Rumah
Berdasarkan skala Peringkat Nasional dari Fitch, peringkat ini ditetapkan terhadap risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Untuk profil likuiditas yang tergolong kuat, “+” ditambahkan ke peringkat yang ditetapkan.
Peringkat Nasional BTN didasari oleh dukungan, mencerminkan pandangan Fitch tentang probabilitas tinggi bahwa dukungan luar biasa dari pemerintah akan datang jika diperlukan. Penilaian Fitch didasarkan pada kepemilikan mayoritas negara atas BTN, peran kuasi-kebijakan, dan kepentingan sistemik yang moderat sebagai bank komersial terbesar kelima di Indonesia.
“Bank ini merupakan salah satu dari bank sistemik domestik penting (D-SIB) yang ditunjuk di Indonesia, meskipun dengan tambahan modal yang lebih rendah sebesar 1,0% dibandingkan dengan 1,5%-2,5% untuk perusahaan-perusahaan serupa milik negara yang lebih besar. Bank ini menyumbang 3,8% dari aset industri pada akhir Juni 2024.”
|Baca juga: Harga Saham BTN (BBTN) dan BRI (BBRI) Terbang Usai BI Rate Turun?
Fitch menilai bahwa kecenderungan pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) untuk memberikan dukungan luar biasa sangat kuat jika diperlukan. Bank ini memiliki peran kuasi-kebijakan dalam pembiayaan dan mendukung dorongan pemerintah untuk perumahan yang lebih terjangkau di Indonesia. “Kami berpendapat bahwa gagal bayar oleh BTN dapat mengganggu sektor perumahan dan memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan.”
BTN adalah penyedia hipotek terbesar di Indonesia, dengan pangsa pasar sebesar 38% pada akhir Juni 2024. Bank ini juga memimpin dalam pemberian kredit hipotek bersubsidi dengan pangsa pasar dominan sebesar 82% pada akhir Juni 2024. “Kami menilai peran BTN dalam mendukung program perumahan terjangkau pemerintah akan membuatnya sulit untuk digantikan.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News