1
1

Wall Street dan Dolar AS Kompak Pamer Kekuatan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), membalikkan kerugian awal. Hal itu terjadi menyusul laporan inflasi yang diharapkan akan membuat Federal Reserve tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga minggu depan.

Mengutip The Business Times, Kamis, 12 September 2024, indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi memimpin indeks utama, naik 2,2 persen menjadi 17.395,53. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,3 persen menjadi 40.861,71, sementara indeks S&P 500 berbasis luas menguat 1,1 persen menjadi 5.554,13.

|Baca juga: Skandal Gratifikasi IPO hingga OJK Turun Gunung

|Baca juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Jalin Kerja Sama dengan MNC Bank

Indeks harga konsumen naik 2,5 persen pada Agustus dari tahun lalu, turun dari kenaikan 2,9 persen pada Juli. Angka ini merupakan angka tahunan terendah sejak Februari 2021. Namun, ukuran inflasi yang tidak memperhitungkan biaya pangan dan energi yang fluktuatif meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3 persen dari bulan sebelumnya.

Perusahaan semikonduktor -yang telah berada di bawah tekanan dalam beberapa minggu terakhir- memimpin kenaikan pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Kondisi itu dengan bintang kecerdasan buatan Nvidia naik delapan persen dan Micron dan Intel juga mencatat kenaikan besar.

Dolar AS menguat

Di sisi lain, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan inflasi dasar di ekonomi terbesar dunia itu naik pada Agustus. Kondisi itu memperkuat ekspektasi Federal Reserve kemungkinan melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih kecil sebesar 25 basis poin di akhir bulan ini.

Indeks dolar naik 0,1 persen menjadi 101,79 karena euro melemah terhadap greenback hingga mencapai US$1,1005. Indeks harga konsumen tumbuh 0,2 persen bulan lalu setelah naik 0,2 persen pada Juli, menurut data. Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, CPI naik 0,3 persen pada Agustus setelah naik 0,2 persen pada Juli.

|Baca juga: Profil Jeffry Haryadi Manullang yang Jadi Dirut Baru Asabri

|Baca juga: Ini Respons OJK atas Pembelian Saham BRI MI oleh Amundi

Dolar sebelumnya jatuh ke level terendah terhadap yen tahun ini setelah investor meningkatkan peluang Demokrat Kamala Harris mengalahkan saingannya dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilihan Presiden di November setelah debat yang dijadwalkan.

Dolar berada di bawah tekanan yang luas, tetapi jatuh paling dalam terhadap yen, yang mendapat dorongan ekstra sebelumnya ketika Anggota Dewan Bank of Japan Junko Nakagawa menegaskan kembali bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga jika ekonomi dan inflasi membenarkannya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Sumringah Usai Rilis Laporan Inflasi AS
Next Post Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS, Harta Kekayaan Aida Suwandi Budiman Capai Rp34,4 Miliar

Member Login

or