1
1

Ada Kesenjangan Penerapan Teknologi di Industri Asuransi

Media Asuransi, JAKARTA – Perusahaan insurance technology (insurtech) Qoala menilai saat ini masih terdapat kesenjangan dalam penerapan teknologi bagi sebagian besar perusahaan asuransi di Indonesia.

Co founder dan Chief Operating Officer Qoala, Tommy Martin, mengatakan bahwa hal tersebut menyebabkan penetrasi asuransi di Tanah Air masih rendah. Namun demikian, penetrasi yang rendah tersebut membuat industri asuransi memiliki potensi besar untuk berkembang. 

|Baca juga: Insurtech Berpeluang Tumbuh di 2021

“Saya bangga bisa turut berpartisipasi membentuk masa depan Asia, mendorong peningkatan inklusi keuangan melalui inovasi teknologi,” ujar Tommy dalam keterangan resminya di Jakarta saat terpilih sebagai salah satu tokoh muda dalam GenT List 2021 Leader of Tomorrow yang mewakili dari industri insurtech. 

Menurut Tommy, penetrasi asuransi di Tanah Air masih rendah, namun punya potensi besar untuk berkembang. Saat ini masih terdapat kesenjangan dalam penerapan teknologi bagi sebagian besar perusahaan asuransi di Indonesia, untuk memungkinkan akses, pengembangan produk asuransi, serta pengalaman digital. Industri baru, yaitu insurtech, menjadi jawaban dari tantangan tersebut.

“Inovasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kami dapat menciptakan proses, layanan, dan pengembangan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini,” katanya. 

|Baca juga: Qoala Telah Berkolaborasi dengan Lebih dari 30 Perusahaan Asuransi

Dengan perspektif ini, jelasnya, Qoala telah melihat minat asuransi menjadi sangat baik mengacu pada perkembangan bisnis dalam 3 tahun terakhir.

Tommy menambahkan, Qoala membuka kesempatan untuk berkolaborasi dengan pelaku industri asuransi. Qoala telah bekerja sama dengan lebih dari 30 perusahaan asuransi untuk mengembangkan berbagai produk asuransi. Qoala juga telah menerbitkan jutaan polis asuransi setiap bulannya.

“Tantangan utamanya adalah menciptakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi, yang itu dapat diwujudkan dengan kolaborasi yang baik antara insurtech, perusahaan asuransi atau pialang asuransi dan regulator,” pungkas Tommy. Aca (Edi)

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank Syariah Indonesia (BRIS) Masuk FTSE Large Cap, Investor Memburu
Next Post BI Catat Indikasi Pertumbuhan Penyaluran Kredit Baru 

Member Login

or