1
1

Bank Syariah Indonesia (BRIS) Masuk FTSE Large Cap, Investor Memburu

Regional CEO Bank Syariah Indonesia Region 7 Bandung, Dade Dermawan (kanan) menyalurkan KUR Kecil IB Bank Syariah Indonesia kepada perwakilan nasabah disaksikan oleh Bupati Majalengka Karna Sobahi (kiri)

Media Asuransi, JAKARTA – Pamor PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) kembali bersinar setelah Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel memindahkan perseroan dari indeks Small Cap Global Equity Index Asia Pacific ex Japan dan China ke jajaran Large Cap.

Perseroan menggeser PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) untuk posisi tersebut. Ketentuan ini akan mulai berlaku pada perdagangan Senin, 20 September 2021 mendatang. Sebagai informasi, per 16 September 2021, total nilai kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp88,22 triliun. 

Baca juga: Mantab Jadi Bank Digital, Bank Bumi Arta (BNBA) Tambah Modal

Secara fundamental, BRIS memang cukup kuat. Perusahaan hasil gabungan bank syariah pelat merah ini berhasil membukukan kenaikan laba bersih hingga 34% secara year on year (yoy) pada semester I/2021 menjadi Rp1,48 triliun. 

Kenaikan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Per akhir Juni 2021, perseroan berhasil menyalurkan pembiayaan hingga Rp161,5 triliun. 

Jumlah tersebut naik sekitar 11,73% dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp144,5 triliun. Porsi terbesar disumbangkan segmen konsumer yang mencapai Rp75 triliun atau setara 46,5% dari total pembiayaan.

Adapun DPK BRIS sepanjang Januari-Juni 2021 mencapai Rp216,36 triliun, naik 16,03% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp186,49 triliun.

Basis nasabah yang kuat mencapai 15 juta nasabah, menjadi pondasi kuat bagi perseroan untuk tumbuh di masa yang akan datang. Selain itu, strategi perseroan dalam memaksimalkan pelayanan perbankan konvensional maupun digital menjadi kekuatan perseroan untuk tumbuh.

Baca juga: Setelah Angkat Ricky Harun Jadi Komisaris, HK Metals Utama Right Issue

Volume transaksi kanal digital BRIS terus mengalami pertumbuhan. Hingga Juni 2021, nilai transaksi kanal digital BRIS sudah mencapai Rp95,13 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari transaksi melalui layanan BSI Mobile yang melejit 83,56 % secara yoy. Jika dirinci, sepanjang Januari-Juni 2021, volume transaksi di BSI Mobile mencapai Rp41,99 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 109,82% secara yoy.

Hal ini didorong oleh jumlah user mobile banking yang menembus 2,5 juta pengguna. Adapun, sampai dengan bulan Juli 2021 angkanya sudah mencapai 46,4 juta transaksi atau naik 97,4% secara tahunan (yoy).  

Peningkatan transaksi BSI Mobile ini didorong adanya kebiasaan baru masyarakat Indonesia saat pandemi dan aktivitas transaksi keuangan nasabah dalam berbelanja di e-commerce.

Tidak hanya di dalam negeri, BRIS pun mulai menapaki pasar global untuk melancarkan bisnisnya. Perseroan akan membuka kantor perwakilan di Dubai, Uni Emirat Arab pada bulan Oktober mendatang. 

Kantor perwakilan BRIS akan berlokasi di Dubai International Financial Center (DIFC) Sheikh Zayed Road, tepatnya di Trade Centre DIFC, Dubai, Uni Emirat Arab.

Alasan memilih Dubai adalah karena negara yang memiliki gedung pencakar langit tertinggi di dunia tersebut merupakan salah satu pusat keuangan dan perdagangan terpenting dunia di kawasan Timur Tengah dan merupakan hub keuangan syariah global.

Dubai dan Timur Tengah memiliki basis investor dengan preferensi yang kuat pada keuangan syariah. BSI pun melihat peluang besar untuk mengembangkan entitas bisnisnya lebih lanjut beyond representative office.

Melalui entitas bisnisnya, BRIS bisa memfasilitasi penerbitan Global Sovereign Sukuk Indonesia maupun Global Corporate Sukuk dari BUMN dan perusahaan swasta nasional.

Tak pelak, prospek bisnis positif BRIS pun disorot oleh FTSE Russel dan menaikkan “derajat”-nya menjadi saham penghuni FTSE Large Cap Global Equity Index Asia Pacific ex Japan dan China. 

Ini bisa menjadi sentimen positif bagi BRIS. Pada perdagangan 16 September 2021, transaksi BRIS cukup ramai dengan total nilai sekitar Rp166,96 miliar. Aha (Edi)

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Mantab Jadi Bank Digital, Bank Bumi Arta (BNBA) Tambah Modal
Next Post Ada Kesenjangan Penerapan Teknologi di Industri Asuransi

Member Login

or