1 
Media Asuransi, JAKARTA – Valuasi harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dinilai cukup menarik karena rasio harga saham terhadap laba bersih per saham pada proyeksi 2022 sudah lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2020.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christine Natasya, dalam riset HMSP bertajuk Pushing on SKT products mengatakan, meski pemerintah menargetkan pertumbuhan cukai sebesar 11,9% yoy tahun 2022F, HMSP berharap pemerintah tidak menaikkan cukai 2022F atas rokok kretek tangan.
|Baca juga: Bedah Saham: Menakar Prospek Pemulihan Bank KB Bukopin (BBKP)
“Kami pikir pemerintah mungkin menyetujui saran dari HMSP karena perusahaan mempekerjakan sebagian besar pekerjaan di sektor handrolled, sekitar 65.000 karyawan langsung dan tidak langsung & lebih dari 75% dari mereka bekerja di pabrik rokok linting,” jelasnya.
HMSP, terangnya, juga menyarankan pemerintah untuk menyederhanakan excise layer saat ini, karena pemerintah berharap berkurangnya perokok untuk tujuan kesehatan. Menurutnya, dengan menyederhanakan excise layer, akan sulit bagi perokok untuk melakukan downtrade; maka market share HMSP akan lebih bertahan.
|Baca juga: Bedah Saham: Berkah Lonjakan Permintaan Data bagi Sarana Menara (TOWR)
“Terlepas dari itu, kami memproyeksi pemerintah akan meningkatkan SKM dan SPM masing-masing sebesar 15% dan 16% untuk 2022F.”
Setelah sukses meluncurkan produk sigaret putih (SPT) lintingan, Marlboro Crafted, sambung Christine, HMSP meluncurkan produk SKT baru pada Agustus 2021, yaitu Dji Sam Soe Elite (12s). “Kami yakin perusahaan telah on track dalam hal ini karena SKT akan diuntungkan jika tidak ada kenaikan cukai di tahun 2022F.”
Lebih lanjut, Christine memaparkan bahwa valuasi HMSP dengan P/E 12,7x untuk proyek 2022 atau terlihat menarik karena sudah lebih rendah daripada 2020 ketika pandemi dimulai. “Kami mempertahankan TP dan menaikan rekomendasi Trading Buy. (Edi)
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
