Media Asuransi – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menegaskan pemerintah akan mengambil sikap tegas atas black campaign atau kampanye hitam yang dilakukan Eropa terhadap komoditas sawit Indonesia dengan mengedepankan secara ofensif. Langkah ini sebagai counter attack atas beragam upaya pasar Eropa yang mendiskreditkan sawit Indonesia.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman mengatakan, berlarutnya persoalan sawit Indonesia dengan negara di Eropa yang terus bergulir hingga saat ini mengindikasikan Eropa telah melanggar perdagangan secara sehat, untuk itu BPDPKS nyatakan sikap kesiapannya untuk melakukan counter attack atas upaya kampanye hitam eropa atas sawit Indonesia.
“Indonesia selama ini mengedepankan sikap defensive terhadap upaya black campaign yang dilakukan Eropa terhadap Sawit Indonesia. Saat ini, waktunya Indonesia melakukan counter attack atas upaya black campaign Eropa terhadap sawit Indonesia,” kata Eddy Abdurachman dalam Webinar “Peran Kelapa Sawit Terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional” di Jakarta, Sabtu 6 Februari 2021.
Baca Juga:
- LMAN Siapkan Anggaran Rp11,1 Triliun untuk Akuisisi Lahan Proyek Strategis Nasional 2021
- Sisihkan 76 Nominasi lainnya, Wonderful Indonesia Raih “Best Creative Destination” dalam Ajang Creative Tourism Network 2020
- Lakukan Perluasan Polis Standar sebagai Ekstra Proteksi Bencana Alam
- Perkuat Lini Bisnis Kargo, Garuda Indonesia (GIAA) Angkut Komoditas Manggis ke China
Menurut Eddy, sejak negara-negara di Eropa menggulirkan kampanye hitamnya atas Sawit Indonesia sampai saat ini, Indonesia selalu mengedepankan upaya defensive dalam beragam kampanyenya untuk menjawab apa yang selama ini dituduhkan. Karena itulah, prosesnya hingga saat ini masih terus bergulir.
“Kita selama ini masih mengedepankan pendekatan secara defensive atas black campaign yang dilakukan oleh beberapa negara di Eropa. Kali ini kita menegaskan akan melakukan counter attack mereka atas upaya black campaign atas CPO Indonesia, salah satunya adalah melaporkan ke WTO,”
Eddy menegaskan, upaya melawan kampanye negatif dari Eropa hingga saat ini bersifat long-fight. Indonesia membutuhkan strategi yang jelas untuk melakukan white campaign sawit, tidak hanya cukup dengan bersikap reaktif, tetapi juga harus proaktif, ofensif, dan smartly aggressive, karena itulah sudah saatnya Indonesia merubah strategi dengan melakukan counter attack.
“Semua yang dituduhkan sudah terbantahkan semuanya, meski hingga saat ini mereka (Eropa) masih belum berhenti melakukan diskriminasi terhadap sawit Indonesia, karena itulah kita siap untuk melawannya dengan tegas,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Eddy, upaya lainnya yang tengah dilakukan Indonesia adalah dengan melakukan pelaporan kepara organisasi perdagangan dunia WTO atas black campaign yang dilakukan negara-negara di Eropa atas sawit Indonesia.
“Padahal kita tahu bersama bahwa minyak nabati lain yang digunakan di Eropa seperti rapeseed juga memiliki dampak terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity) dan lingkungan. Jadi, kita juga akan memermasalahkan bagaimana dengan rapeseed di Eropa, pemanfaatan fertilizer mereka yang berdampak pada biodiversity laut. Kita akan mengubah strategi, akan counter attack seperti yang disampaikan Presiden,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News