1
1

Fitch: Kestabilan Ekonomi Indonesia 2023 Mampu Dorong Pertumbuhan Pinjaman Bank

Nasabah sedang mengajukan pinjaman kredit. | Foto: Doc

Media Asuransi, Jakarta – Lembaga pemeringkat kredit internasional, Fitch Ratings, memprediksikan ekonomi Indonesia akan tetap stabil di 2023. Sehingga hal ini dapat mendorong pertumbuhan permintaan pinjaman bank pada 12 bank besar sebanyak 9 persen, dan menstabilkan kualitas aset-aset bank besar dan menengah di Indonesia.

Fitch mengasumsikan pertumbuhan pinjaman ini terjadi akibat dari adanya limpahan dan perlambatan ekonomi global terhadap pertumbuhan Indonesia, mengingat keterkaitan ekonomi Indonesia dan negara luar melalui jalur perdagangan dan investasi. Selain itu, situasi politik menjelang pemilihan presiden pada tahun 2024 juga akan mempengaruhi sentimen bisnis, dan pada gilirannya permintaan pinjaman bank dari segmen korporasi serta komersial yang secara gabungan mewakili sekitar 75 persen industri.

|Baca juga: OJK Catat Kredit Perbankan Surplus 11,16 Persen per November 2022

Dalam laporannya, Fitch memproyeksikan tekanan pada marjin bunga bersih dari suku bunga yang lebih tinggi akan berkurang, meskipun pasar pinjaman akan terlihat penuh kompetitif karena kapitalisasi yang tinggi dan likuiditas yang memadai akan membantu membatasi tekanan ke atas pada biaya pendanaan.

Diketahui, menurut prediksi Fitch, untuk kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang dilaporkan juga akan tetap stabil di tahun 2023. Hal tersebut didukung dengan adanya perpanjangan selektif dan toleransi pada klasifikasi pinjaman dan pertumbuhan pinjaman yang tinggi.

Selanjutnya untuk pembiayaan kredit, Fitch memperkirakan jika hal tersebut akan tetap di atas tingkat pra-pandemi, meskipun hanya untuk mempertahankan tren penurunan saja, mengingat profil kredit peminjam yang membaik dan cakupan cadangan yang memadai.

Fitch meyakini bahwa tekanan kualitas aset akan terbatas, mengingat perkiraan Fitch terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang stabil dan rasio levarege yang rendah secara keseluruhan. Namun, kenaikan suku bunga kebijakan yang jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan dapat membalikkan tren peningkatan kualitas aset bagi korporasi dengan kapasitas yang lebih terbatas untuk memenuhi peningkatan persyaratan pembayaran utang.

Editor : Wahyu Widiastuti

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Cak Imin Apresiasi Pemerintah Akui Pelanggaran HAM Berat
Next Post Kenali Tantrum pada Orang Dewasa

Member Login

or