Media Asuransi – PT Hutama Karya (Persero) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai maksimum Rp2 triliun dengan tahap pertama penerbitan senilai maksimum Rp1 triliun yang akan digunakan untuk refinancing.
Informasi tersebut terungkap dalam keterangan resmi pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dalam pemeringkatannya, Pefindo menetapkan peringkat “idA” terhadap rencana Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2021 PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) senilai maksimum Rp2 triliun, dengan tahap pertama penerbitan senilai maksimum Rp1 triliun.
Pefindo juga menetapkan peringkat “idA(sy)” terhadap Sukuk Mudharabah I Tahun 2021 senilai maksimum Rp1 triliun, dengan tahap pertama penerbitan senilai maksimum Rp500 miliar. Dana yang diperoleh dari penerbitan tersebut akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang bank.
Pefindo juga menegaskan peringkat “idA” terhadap PTHK dan peringkat “idAAA(gg)” terhadap Obligasi Berkelanjutan I/2016-2017 yang dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pefindo merevisi outlook untuk peringkat perusahaan menjadi “stabil” dari “negatif” untuk mencerminkan pandangannya terhadap tingkat kemungkinan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah, khususnya dalam pemenuhan kesenjangan pembiayaan proyek jalan tol Trans-Sumatera.
|Baca juga: Pefindo Naikkan Outlook Hutama Karya Jadi Stabil
“Kami memandang pemerintah memiliki kendali yang kuat untuk menyelesaikan proyek jalan tol Trans-Sumatera karena proyek ini merupakan salah satu prioritas utama dari proyek strategis nasional, sehingga kami berharap pemerintah akan memberikan dukungan yang berkelanjutan,” jelas Pefindo.
PTHK telah menerima suntikan modal senilai Rp27,1 triliun pada tahun 2015-2020, dan sebesar Rp6,2 triliun sampai akhir Agustus 2021, serta akan menerima tambahan lagi senilai Rp19 triliun di semester II tahun 2021 untuk mendukung proyek ini. Hal ini akan mengompensasi pelemahan profil keuangan PTHK secara stand alone, yang diproyeksikan arus kas PTHK di luar bisnis jalan tol akan tetap melemah dalam jangka pendek sebagai dampak dari pelemahan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi. Leverage keuangan yang tinggi di segmen properti juga berkontribusi pada penurunan kemampuan keuangan PTHK untuk melunasi pembayaran pokok utang dan bunga.
Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor-obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk suatu keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor-obligor dengan peringkat lebih tinggi. Akhiran (sy) memiliki makna peringkat mempersyaratkan pemenuhan prinsip Syariah. Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.
Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen-komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan emiten-emiten Indonesia lainnya, adalah lebih unggul. Akhiran (gg) pada suatu peringkat menunjukkan adanya pertimbangan keamanan dalam bentuk garansi dari pemerintah. Peringkat perusahaan didukung oleh peran penting PTHK dalam penyediaan infrastruktur jalan tol Trans-Sumatera, pangsa pasar Perusahaan yang memadai di industri konstruksi didukung oleh keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara, dan order book yang tinggi dari proyek jalan tol Trans Sumatera.
|Baca juga: Kejutan, HK Metals Utama (HKMU) Tunjuk Ricky Harun Jadi Komisaris
Peringkat tersebut dibatasi oleh profil keuangan perusahaan yang agresif, lingkungan bisnis yang relatif volatil pada industri konstruksi, dan risiko diversifikasi arus pendapatan dalam jangka menengah. Peringkat dapat dinaikkan jika PTHK secara signifikan memperkuat posisi pasar di dalam industri konstruksi dalam negeri diluar proyek konstruksi Trans-Sumatera, dan menunjukkan arus kas yang stabil melalui strategi ekspansi, khususnya dalam segmen properti, yang akan membantu meningkatkan marjin profitabilitas. Peringkat juga dapat dinaikkan jika Pefindo memandang hubungan dan dukungan pemerintah yang lebih kuat untuk PTHK.
Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan gagal mencapai target pendapatan dan EBITDA dari bisnis non jalan tol, dan jika tambahan utang melebihi dari yang diproyeksikan, mengakibatkan penurunan profil keuangan. Pelemahan penjualan yang berlanjut disertai utang yang diproyeksikan lebih tinggi di segmen properti juga berpotensi menekan peringkat PTHK. Peringkat juga dapat diturunkan jika terdapat penurunan yang signifikan terhadap dukungan dan/atau kepemilikan pemerintah. PTHK adalah perusahaan konstruksi milik negara dengan spesialisasi jasa konstruksi jalan dan jembatan, investasi, serta manufaktur.
Sejak September 2014, perusahaan telah ditunjuk sebagai institusi yang bertanggung jawab atas pengumpulan dana, perencanaan teknis, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan dari 24 ruas jalan tol Trans-Sumatera dengan estimasi jalan tol sepanjang 2.812 kilometer berdasarkan Peraturan Presiden 100/2014 yang kemudian diamandemen melalui Peraturan Presiden 117/2015.
PTHK juga ditugaskan mengoperasikan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR-S) dari Pondok Pinang ke Kampung Rambutan sejak tahun 2016. PTHK juga ditugaskan mengoperasikan Akses Tanjung Priok sejak bulan Agustus 2017 melalui Perpres 81/2017. PTHK memiliki tiga entitas anak, yakni properti dan dua entitas lainnya yang berkaitan dengan pengadaan material (beton, aspal, dan baja) dan konstruksi untuk mendukung proyek Trans-Sumatera. Per 31 Desember 2020, PTHK dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News