Laba bersih Bank Syariah Indonesia naik dari Rp445 miliar menjadi Rp739 miliar atau meningkat 65,9% secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal II/2021. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib dari Rp3,8 triliun menjadi Rp4,7 triliun atau mengalami kenaikan 22,8%.
Secara kumulatif pada 6 bulan pertama tahun 2021 (semester I/2021), laba perusahaan meningkat dari Rp1,10 triliun menjadi Rp1,48 triliun atau menguat 34,3%. Hal ini didorong oleh peningkatan pendapatan pengelolaan dana sebagai mudharib sebesar 13,3%, yang meliputi pendapatan dari jual beli sebanyak 23,9%, dan pendapatan usaha utama lainnya sebesar 9,4%.
Baca juga: Jadi Anak Usaha BRI, Peringkat PNM Dinaikkan Jadi idAA Stabil
Belakangan pamor saham BRIS juga makin bersinar setelah Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel memindahkan perseroan dari indeks Small Cap Global Equity Index Asia Pacific ex Japan dan China ke jajaran Large Cap.
Perseroan menggeser PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) untuk posisi tersebut. Ketentuan ini akan mulai berlaku pada perdagangan Senin, 20 September 2021 mendatang. Sebagai informasi, per 16 September 2021, total nilai kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp88,22 triliun.
Tak pelak, prospek bisnis positif BRIS pun disorot oleh FTSE Russel dan menaikkan ‘derajatnya’ menjadi saham penghuni FTSE Large Cap Global Equity Index Asia Pacific ex Japan dan China.
Ini bisa menjadi sentimen positif bagi BRIS. Pada perdagangan 16 September 2021, transaksi BRIS cukup ramai dengan total nilai sekitar Rp166,96 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News