Media Asuransi – PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berhasil mencatatkan penurunan rugi pada kuartal I/2021 sebesar 99,22 persen, dari rugi Rp43,55 miliar per kuartal I/2020 menjadi rugi Rp1,64 miliar di periode yang sama tahun ini. Pembatasan jam operasional menjadi pengaruh yang besar terhadap kinerja perseroan sepanjang kuartal I/2021.
Presiden Direktur Hero Supermarket, Patrik Lindvall, mengatakan bahwa kinerja bisnis perseroan pada berbagai lini bisnis secara signifikan terus dipengaruhi oleh pembatasan terkait pandemi di Indonesia dan perubahan pola belanja pelanggan. Pengurangan jam operasional, penutupan sejumlah mal, pemberlakuan pembatasan jumlah kapasitas di pusat perbelanjaan, dan berkurangnya jumlah kunjungan pelanggan secara signifikan, semuanya mempengaruhi penjualan dan profitabilitas perseroan.
“Meskipun kerugian tersebut mengecewakan. Namun, kerugian pada kuartal ini akan jauh lebih besar jika tidak dilakukan pemulihan atas ketentuan kewajiban sewa yang dibukukan pada periode sebelumnya,” kata Patrik dalam siaran tertulis di Jakarta, Minggu, 2, Mei 2021.
Baca Juga:
- AASI Gandeng ACT Realisasikan Program Food Truck Ifthar
- Sepanjang Pekan lalu Pasar Modal Bergerak Fluktuatif
- MNC Sekuritas: 4 Saham Menu Trading 3 Mei 2021
- NH Sekuritas: IHSG Mencoba Keluar dari Fase Konsolidasi
Menurut Patrik, pada kuartal I/2021, perseroan mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,76 triliun atau turun 32,20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,60 triliun dengan rugi per saham dasar Rp0,4. Penurunan tersebut berimbas pada rugi laba yang dicatatkan perseroan menjadi Rp1,64 miliar.
“Dari sisi kinerja ada sedikit perbaikan, hal ini tercatat dari penurunan yang signifikan atas rugi laba q to q perseroan. Bisnis ritel yang dijalankan perseroan masih mendapatkan tantangan yang sangat besar atas kondisi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini,” katanya
Patrik mencatat bisnis ritel HERO mencatatkan adanya penurunan beban pokok pendapatan di kuartal I/2021 menjadi Rp1,26 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,89 triliun. Beban usaha juga mengalami penurunan menjadi Rp514,89 miliar dari sebelumnya Rp774,48 miliar. Hero Supermarket juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,26 triliun dan ekuitas Rp1,85 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp5,12 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp4,83 triliun
Sedangkan pada lini bisnis IKEA, pendapatannya masih dipengaruhi oleh pembatasan kapasitas operasional serta gangguan perdagangan akibat Covid-19 yang sebagian diimbangi oleh pertumbuhan e-commerce yang solid. Alhasil, total laba operasional dipengaruhi oleh penurunan profitabilitas toko karena pendapatan yang lebih rendah, serta tingginya biaya pra-pembukaan yang dikeluarkan untuk membuka toko-toko baru yang direncanakan akan dibuka pada tahun 2021.
Pendapatan perseroan terdiri atas pendapatan eceran, pendapatan konsinyasi, potongan rabat dan biaya konsinyasi. Sepanjang kuartal I/2021, pendapatan eceran mencapai Rp2 triliun atau lebih rendah dibanding periode sama sebelumnya sebesar Rp2,85 triliun. Pada pendapatan konsinyasi, perseroan berhasil mencatatkan Rp196,04 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp287,96 miliar. Sedangkan pada potongan rabat dan biaya konsinyasi tercatat Rp438,95 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp543,96 miliar
“Selama kuartal I/2021, IKEA Indonesia telah membuka toko ketiganya di Bandung, menandai tonggak penting lainnya dalam perkembangan waralaba di dalam negeri,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News