1
1

Premi Bisnis Baru Manulife Indonesia Tumbuh 29 persen

Manulife Indonesia mencatatkan pertumbuhan total premi bisnis baru, berdasarkan annualized premium equivalent/APE, sebesar 29 persen, dari Rp2,9 triliun di tahun 2015 menjadi Rp3,7 triliun di tahun 2016. Penjualan produk investasi (unitlink) naik sebesar 20 persen, dari Rp1,6 triliun di tahun 2015 menjadi Rp1,9 triliun di tahun 2016. Sedangkan penjualan produk asuransi melonjak 39 persen, dari Rp1,3 triliun di tahun 2015 menjadi Rp1,8 triliun di tahun 2016. “Dengan kenaikan premi bisnis baru, Manulife Indonesia kini melayani lebih dari 2,3 juta nasabah,” kata Direktur & Chief Financial Officer Manulife Indonesia Colin Startup saat menjelaskan pencapaian bisnis perseroan tahun 2‎016 di Jakarta, 16 Mei 2017.
Dalam acara jumpa per situ turut hadir dan memberikan keterangan, Direktur dan Chief Transformation Officer Manulife Indonesia Yosie Iroth, Direktur dan Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita Rumngangun, Direktur dan Chief Legal & Compliannce Officer Manulife Indonesia Apriliani Siregar, Direktur dan Chief of Employee Benefits Manulife Indonesia Karjadi Pranoto, serta Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro.
Dari sisi klaim, Colin menjelaskan bahwa Manulife Indonesia telah membayarkan total klaim dan manfaat sebesar Rp6,8 triliun di tahun 2016. Jumlahnya meningkat 21 persen dibandingkan pembayaran klaim dan manfaat di tahun 2015 yang sebesar Rp5,6 triliun. Sebagian besar untuk membayar klaim penebusan (surrender), sedang sisanya untuk pembayaran klaim jatuh tempo atau maturity, klaim kecelakaan, dan klaim meninggal dunia.
Ditambahkan, pihaknya senang karena Manulife Indonesia bukan hanya mencetak hasil bisnis yang kuat di tahun 2016, namun juga posisi keuangan yang solid. Hal itu menunjukkan kekuatan kunci dari kemampuan jalur distribusi yang beragam, didukung oleh tim agency yang berkualitas tinggi, kemitraan distribusi yang mapan, serta bisnis dana pensiun dan manajemen aset yang kuat. “Seluruh pencapaian ini juga merupakan bukti implementasi strategi kami yang disiplin dan seimbang, serta komitmen kami untuk menumbuhkan bisnis kami di masa depan,” jelasnya.
Pada akhir tahun lalu, Manulife Indonesia mampu mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung keseluruhan operasi bisnisnya. Hal itu terlihat dari besaran risk based capital (RBC) yang tercatata sebesar 410 persen untuk konvensional. Sedang untuk Tabaru’ Sharia rasionya mencapai 87 persen. “Jauh di atas batas minimal persyaratan RBC yang ditetapkan regulator yakni minimal 120 persen untuk konvensional dan 30 persen untuk syariah,” tandas Colin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur & Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita Rumngangun menambahkan bahwa perseroan selama ini berusaha untuk membantu nasabah dalam mencapai impian dan aspirasi mereka. “Ada beberapa cara yang kami lakukan, yakni membayar klaim secara cepat dan menyederhanakan pengalaman nasabah. Kami juga memberikan solusi asuransi jiwa, kesehatan, dan investasi yang komprehensif, yang memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan jalur akses pilihan mereka. Sejalan dengan tujuan untuk mempermudah bisnis, kami terus meluncurkan berbagai solusi baru yang inovatif serta mengembangkan kemampuan digital,” katanya.
Dia tambahkan, pada tahun 2016 lalu Manulife Indonesia meluncurkan sejumlah solusi inovatif. MiWealthAssurance, sebuah solusi asuransi unitlink yang berorientasi masa depan, yang membantu nasabah mengumpulkan kekayaan mereka untuk tujuan-tujuan keuangan yang berbeda-beda. Manulife Essential Assurance, asuransi seumur hidup yang didesain untuk memabntu nasabah menyiapkan warisan untuk generasi penerusnya. Zafirah Proteksi Sejahtera, sebuah solusi asuransi berbasis syariah yang tidak membutuhkan proses pemeriksaan kesehatan sehingga mempersingkat waktu dan memudahkan nasabah untuk mengajukan permohonan.
Selain produk baru, menurut Colin Startup, Manulife Indonesia terus berusaha memperluas jangkauan dan cakupan pasar melalui kerja sama jalur distribusi. Terutama melalui perjanjian distribusi strategis berjangka panjang dengan bank-bank ritel serta melalui jalur telemarketing dan pemasaran langsung yang dilakukan secara selektif. Manulife Indonesia meraup sekitar 35 persen penjualan asuransi baru dari jalur distribusi kemitraan.
“Kami bangga dengan apa yang telah kami capai melalui bisnis kemitraan kami. Ahun lalu, perjanjian distribusi kangka panjang kami dengan beberapa mitra bank strategis memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil bisnis dan memberi kami akses ke lebih dari 11 juta nasabah di negara ini,” ujar Colin. Dia tambahkan, pada bulan Maret 2016 Manulife Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama asuransi iwa kredit dengan BCA Finance yang memberi akses ke jaringan cabang-cabang perusahaan pembiayaan tersebut di 50 kota di Indonesia. Kesepakatan ini merupakan kerja sama distribusi Manulife dengan lembaga keuangan non bank. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih Citibank Q-1 2017 Tumbuh 8,29 persen
Next Post Commonwealth Life Resmikan Kantor Pemasaran Baru

Member Login

or