Media Asuransi, GLOBAL – Dalam era digital yang semakin terhubung, serangan siber pada rantai pasokan meningkat drastis dan mengeksploitasi kelemahan pada vendor pihak ketiga yang memiliki akses ke data perusahaan. Penjahat siber menargetkan elemen-elemen yang kurang aman dalam rantai pasokan sehingga mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
Dilansir dari laman Business Insurance, Kamis, 18 Juli 2024, menurut prediksi, pada 2025, sebanyak 45 persen organisasi akan mengalami serangan pada rantai pasokan perangkat lunak mereka.
Laporan dari Cybersecurity Ventures memproyeksikan biaya global dari serangan ini bisa mencapai hampir US$138 miliar, dengan biaya kerusakan meningkat sebesar 15 persen setiap tahunnya.
Contoh terbaru, CDK Global, penyedia perangkat lunak manajemen untuk dealer mobil, mengalami serangan siber yang mengganggu operasional ribuan dealer di AS dan Kanada. Meskipun kelompok penjahat siber BlackSuit diduga menuntut jutaan dolar, tidak ada laporan yang mengonfirmasi bahwa CDK membayar tebusan.
|Baca juga: Satu Direktur GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Mengundurkan Diri
Kirsten Mickelson dari Gallagher Bassett menjelaskan dealer mobil menjadi target menarik karena data pelanggan yang sensitif, seperti riwayat keuangan dan nomor jaminan sosial, yang mereka miliki. Serangan ini berdampak luas karena layanan CDK digunakan oleh sekitar 15 ribu dealer.
Mickelson menekankan pentingnya asuransi siber sebagai investasi, bukan biaya, mengingat lonjakan serangan ini mungkin disebabkan oleh kurangnya asuransi siber di kalangan UKM. Survei Sophos 2024 menemukan banyak bisnis tidak menyadari dampak finansial dari serangan siber, dengan 90 persen risiko siber tidak diasuransikan.
Broker dapat membantu mengisi kesenjangan pendidikan siber dengan mengedukasi klien tentang biaya realistis dari pelanggaran data dan pentingnya langkah-langkah keamanan seperti Otentikasi Multi-Faktor (MFA), manajemen tambalan, dan Deteksi dan Respons Endpoint (EDR).
Mickelson juga menekankan peran broker dalam menjelaskan cakupan polis siber, terutama mengenai pembayaran tebusan. Dengan pembayaran tebusan rata-rata mencapai US$2 juta, broker memiliki peran penting dalam membantu bisnis memahami dan memitigasi risiko siber yang mereka hadapi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News