Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran pembiayaan pada kendaraan bermotor per Februari 2025 tumbuh 7,34 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi sebesar Rp355,31 triliun. Penyaluran pembiayaan kendaraan listrik per Februari 2025 sebesar Rp15,74 triliun, meningkat 4,06 persen secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan dengan per Januari 2025 yang sebesar Rp15,13 triliun.
“Dengan melihat perkembangan tersebut serta dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, pembiayaan kendaraan listrik ke depan masih memiliki potensi yang besar untuk terus ditingkatkan dan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan terbentuknya ekosistem green financing di Indonesia,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam keterangan resmi, Kamis, 17 April 2025.
|Baca juga:Pengguna Mobil Listrik Meningkat Saat Mudik Lebaran 2025
Dia tambahkan, berdasarkan tren penyaluran yang ada selama ini, pembiayaan kendaraan diperkirakan masih dapat bertumbuh positif pada tahun 2025 di tengah meningkatnya dinamika perekonomian global dan domestik. “Faktor yang dapat mendukung pembiayaan kendaraan bermotor antara lain peningkatan demand atau permintaan kendaraan bermotor seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap transportasi pribadi,” jelasnya.
|Baca juga:Mobil Listrik Murni Kalah Populer? Ternyata Ini Faktor yang Bikin Hybrid Lebih Diminati
Sementara itu, khusus pembiayaan kendaraan bekas, pada Februari 2025 tercatat pertumbuhannya sebesar 15,56 persen yoy menjadi sebesar Rp117,06 triliun. Diperkirakan pembiayaan kendaraan bekas masih dapat tumbuh secara positif pada tahun 2025, di tengah dinamika perekonomian akhir-akhir ini.
Agusman mengatakan bahwa secara keseluruhan, piutang perusahaan pembiayan atau multifinance, diproyeksikan tumbuh sebesar 8-10 persen pada tahun 2025. “Proyeksi tersebut akan di-review secara berkala dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan domestik,” tegasnya.
Kalau saat ini terlihat ada perlambatan pertumbuhan industri pembiayaan, menurut Agusman, antara lain dikarenakan adanya penurunan penjualan kendaraan di industri otomotif yang merupakan salah satu objek pembiayaan terbesar di industri pembiayaan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

